Rabu, 26 September 2012

Fungsi Umum Teori Belajar & Perspektif Psikologis Tentang Faktor-Faktor Utama dalam Belajar


Fungsi
Contoh
Sebagai kerangka riset
Untuk fungsi yang ini, karena dikatakan terkait dengan adanya teori yang bisa diuji, saya mengambil pengalaman saat micro teaching dulu. Dimana dulu saat belum terjun ke lapangan, harus dibekali terlebih dahulu dengan teori-teorinya. Lalu ditentukan apa yang ingin dilakukan agar bisa sesuai dengan teori. Lalu teori di uji di lapangan.
Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Saya sangat menyukai photography. Dalam proses belajarnya, ketika saya diajarkan bagaimana teknik-teknik dalam pengambilan gambar yang bagus, saya mulai mengingatnya teknik-teknik itu satu persatu. Sehingga pada akhirnya menjadi informasi yang utuh. Dimana saya sekarang, sudah mengerti, kalau malam hari bagusnya memakai  teknik yang seperti apa, kalau objek yang mau difoto bergerak apa yang harus dilakukan, dll.
Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
Dulu saya ingat sekali suka bingung mengapa pelangi itu sering muncul saat setelah hujan. Sampai akhirnya saya mempercayai bahwa setiap hujan, pelangi pasti akan kelihatan. Namun ternyata tidak selalu akan muncul. Saya merasa ini aneh karena terkadang muncul, terkadang tidak. Namun seiring berkembangnya kognitif saya dan karena sudah adanya pengetahuan tentang bagaimana terjadinya pelangi sebenarnya, pikiran saya menjadi lebih logis.
Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
Dulu saya memiliki tetangga yang autis, dia selalu menakuti dan mengganggu saya. Sehingga jadinya, jika bertemu dengan anak autis pasti saya langsung menghindar. Namun setelah belajar di psikologi, saya mendapatkan pencerahan. Tidak semua anak autis itu menakutkan dan mengganggu. Sekarang, prinsip saya yang mengatakan kalau anak autis itu menakutkan dan sangat mengganggu sudah diperbaharui dengan ilmu-ilmu psikologi yang lebih baik. Sehingga sekarang jika dihadapkan dengan situasi yang sama, saya tidak akan menghindar lagi.
Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
Dulu saya pernah hampir kecelakaan di depan sekolah karena ada pengendara sepeda motor yang kebut-kebutan dan tidak melihat bahwa saya mau menyebrang. Hampir sekali saya tertabrak. Sehingga ini menjadi pukulan tersendiri di kehidupan saya selanjutnya. Ketika sedang menyebrang sekarang, pasti suka ada perasaan takut. Bahkan ketika ada mobil yang sebenarnya masih jauh saya bisa tidak jadi menyebrang dan kembali mundur ke pinggir jalan.  Perilaku ini dapat dijelaskan karena trauma kecil yang pernah saya alami itu.
     Perspektif Behavioris
Perspektif behavioris jika dikatikan dengan tabel di atas termasuk ke dalam fungsi yang bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa. Mengapa? Karena perspektif behavioris itu sendiri memfokuskan penataan konsekuensi untuk perilaku pemelajar itu sendiri. Jadi sebuah tindakan itu terjadi karena adanya konsekuensi atau penyebab dari peristiswa. Seperti dalam contoh saya diatas, saya menjadi takut menyebrang itu dikarenakan adanya peristiwa yang dulunya tidak menyenangkan sehingga terbentuklah refleks(perilaku) tertentu dalam menghadapi peristiwa yang sama. Dari contoh ini sendiri sebenarnya sudah merupakan contoh dari teorinya Thorndike mengenaik koneksionismenya karena ada koneksi refleks antara kejadian yang lalu dengan perilaku saya yang sekarang terhadap peristiwa yang sama.

Perspektif Kognitif
Dalam perspektif kognitif, yang ada pada fungsi umum teori belajar sebagai kerangka riset juga memiliki hubungan. Dimana, dalam perspektif ini terdapat perkembangan kognitif dan model motivasional yang membuat kita untuk memungkinkan menguji prinsip/teori yang ada. seperti dalam contoh micro teaching, dengan adanya teori dan motivasi untuk menguji teori itu dilapangan, akhirnya terjalanlah kerangka riset itu.

Perspektif Interaksionis
Didalam perspketif interaksionis, funsi umum belajar sebagai memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi dan mereorganisasi pengalaman sebelumnya termasuk ke perspektif ini.  Karena dalam teori Gagne dan Bandura memiliki kaitan dengan konteks sosial. Dimana item-item informasi yang ada tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga menjadi kesatuan informasi yang utuh. Seperti halnya pada contoh saya, dalam proses belajar photography, saya mulai mengingat informasi-informasi yang satu dengan yang lain. Dan terjadi lah interaksi dari semua kerangka item informasi tadi di pikiran saya menjadi informasi yang utuh. Dimana saya sekarang, sudah mengerti, kalau malam hari bagusnya memakai  teknik yang seperti apa

    Teori Perkembangan Interaksionis
Kalau dalam teori perkembangan interaksionis jika di dalam fungsi umum teori belajar sebagai mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks memiliki hubungan dengan perspektif kognitif ini. Seperti pada tokoh Piaget, anak biasanya memiliki eksplanasi kontradiktif terhadap kejadian-kejadi kompleks ataupun tidak logis. Piaget menyebutkan, pernyataan anak yang alamiah merupaka salah satu tahap penting dalam perkembangan pemikiran logika anak-anak. Dan seiring dengan pertumbuhan kognitif mereka, pikiran mereka akan menjadi lebih logis. Sama sepertinya halnya contoh saya tentang pemikiran saya tentang pelangi tersebut. Awalnya merupakan pemikiran yang tidak logis, namun ada proses belajar di sana yang akhirnya dengan seiring berkembangnya kognitif saya, pemikiran saya tentang pelangi itu pun menjadi lebih logis.

Minggu, 16 September 2012

Kondisi Belajar Robert Gagné


Nadya Putri Delwis (10-024)
Melva Safira (10-036) 
Qurratu Aini Risa (10-067) 
Aprilia Windy S (10-088) 

Belajar menurut Gagne adalah keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya dan juga harapan, aspirasi, sikap dan nilai-nilai manusia umumnya perkembangannya bergantung pada peristiwa. Jadi, manusia melakukan banyak kegiatan yang beragam itu merupakan hasil dari belajar. Elemen penting dalam analisis Gagne adalah kaitan belajar dengan perkembangan, serta kompleksitas belajar pada manusia. Asumsi dasar kondisi belajar Gagne adalah
1.      Belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain
2.      Belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual
3.      Banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke berbagai macam situasi
4.      Belajar manusia adalah kumulatif, belajar keterampilan yg kompleks didasarkan pada belajar sebelumnya.
5.      Belajar bukan proses tunggal.
Komponen belajar
Menurut Gagne terdapat 3 komponen belajar, yakni:
a.       Sistem untuk menjelaskan diversitas kapabilitas manusia
b.      Proses pemerolehan kapabilitas
c.       Langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendukung setiap langkah dalam belajar.
Criteria untuk mengidentifikasi variasi belajar menurut Gagne adalah
1.      Dapat merepresentasikan kelompok formal dan unik dari kinerja manusia yang terjadi melalui belajar
2.      Mampu mengaplikasikan berbagai macam aktivitas manusia
3.      Membutuhkan perlakuan pembelajaran yang berbeda, prasyarat yang berbeda dan persyaratan pemprosesan internal yang berbeda.
Macam-macam belajar
Macam-macam belajar menurut Gagne ada 5, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif.  5 variasi ini merepresentasikan hasil belajar.  Kelima ini merupakan kapabilitas sebab yang memungkinkan untuk membuat prediksi berbagai macam contoh kinerja oleh pemelajar.
Hasil belajar kognitif menurut Gange ada 3. Yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual serta strategi kognitif. Informasi verbal mengacu pada akuisi label, faktam memilih teks yang terkoneksi secara bermakna, dan mengorganisasikan bagian-bagian informasi. Sedangkan keterampilan intelektual adalah merespons situasi yang berbeda dengan memanipulasi symbol seperti angka, rumus dan kata. Dan strategi kognitif maksudnya bagaimana strategi dari proses pemikiran pemelajar itu sendiri. Strategi kognitif membantu siswa mengelola belajar mereka serta ingatan dan pemikiran mereka.
Keterampilan motorik dan sikap
Keterampilan motorik
Ketrampilan motorik digunakan untuk mengekspresikan aau mendemonstrasikan keterampilan intelekutual. Misalnya, untuk menjawab soal 2+3, jawaban harus ditulis dei kertas dengan pulpen, yang berarti menggunakan keterampilan motorik. Dalam belajar keterampilan motorik ada tiga fase, yaitu, belajar tahapan gerakan dalam keterampilan, menyesuaikan bagian-bagian gerakan dengan latihan, dan memperbaiki waktu serta kelancaran kinerja dengan latihan terus-menerus.
Sikap
Sikap berbeda dalam ragam belajar lainnya pada tiga hal. (1) Sikap mempengaruhi prilaku secara kurang langsung, karena sikap hanya mengatur dan mempengaruhi tindakan. Sikap menyebabkan kemungkinan dikerjakannya sebuah tindakan atau tidak.  (2) Untuk membentuk sikap tidak dapat dilakukan dengan hanya ajakan persuasif atau ajakan emosional saja, yang biasanya akan efektif untuk pembelajarann kategori apapun (3) Sikap terdiri dari tiga aspek, kognitif, afektif, behavioral.
Kondisi belajar internal
Prasyarat internal
Dua tipe keadaan internal yang diperlukan untuk belajar adalah prasyarat esensial dan pendukung. Prasayarat pendukung adalah kemampuan yang menjadi fasilitas belajar dalam lima ragam belajar. Sikap adalah salah satu contohnya. Misalnya untuk membentuk sikap percaya diri,kita melihat model yang kita sukai. Prasyarat pendukung adalah model yang dianggap kredibel oleh pengamat. Sedangkan prasyarat esensial adalah keterampilan yang menjadi bagian penting dalam pelajaran baru yang lebih kompleks, sehingga membantu proses pembelajaran tersebut.
Konsep pemrosesan kognitif
Gagne mengaplikasikan konsep pemrosesan kognitif, yaitu ingatan jangka pnjang, pendek dan skema untuk analisis belajarnya. Ada Sembilan tahapan belajar yang dapat membantu prose belajar dan harus dilakukan denga urut, yaitu:
1.      Memerhatikan
2.      Harapan
3.      Pengambilan kembali informasi untuk dibawa ke ingatan kerja
4.      Persepsi selektif terhadap stimulus
5.      Pengkodean semantic
6.      Pengambilan kembali dan respon
7.      Penguatan
8.      Pengambilan petunjuk
9.      Kemampuan generalisasi
Hakikat belajar yang kompleks
Analisis belajar Gagne mancakup dua organisasi kapabilitas yang merepresentasikan belajar yang kompleks, yaitu:
1.      Prosedur
Prosedur adalah serangkaian tindakan yang dilakukan langkah demi langkah. Untuk mencapai kemampuan tertentu harus bisa mengkoordinasikan antara keterampilan motorik dan intelektual serta mampu menyerap urutan melakukannya.
2.      Hierarki belajar
Hierarki belajar menurut Gagne adalah seperangkat kapabilitas intelektual tertentu yang memiliki kaitan berurutan satu sama lain. Ada 4 kategori keterampilan intelektual terdiri dari kapabilitas diskret: belajar diskriminasi, belajar konsep, belajar aturan, dan belajar kaidah yang lebih tinggi. Mengkonstruksi hierarki belajar dimulai dengan menanyakan tujuan akhir, lalu menanyakan apa yang akan dilakukan untuk mencapainya, dan pertanyaan ini terus diulang untuk tiap keterampian yang telah teridentifikasi.
Prinsip Pembelajaran
Robert Gagne memberi kerangka pada analisa kondisi belajar yang mempengaruhi belajar manusia dari perspektif pengidentifikasian faktor-faktor yang dapat memeberi perbedaan dalam pembelajaran. Akibatnya peralihan dari prinsip belajar secara teoritis kedalam prinsip pembelajaran tidak membutuhkan penerjemahan.
Asumsi dasar : belajar dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, masing-masing tahapan belajar yang diidentifikasikan oleh Gagne mungkin dipengaruhi oleh kejadian di luar diri si pemelajar. Ketika dirancang dengan cermat untuk mendukung belajar, maka kegiatan eksternal itu dinamakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan eksternal ini tidak tidak menimbulkan aktifitas belajar mereka hanya dapat mendukung pemrosesan internal pembelajar.
Komponen pembelajaran
            Berbagai macam kapabilitas dan persyaratan belajar yang berbeda dikombinasikan oleh Gagne kedalam teori pembelajaran. Penopang teori adalah lima variasi belajar. Mereka berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengidentifikasikan kapabilitas yang merupakan hasil dari pelajaran tertentu.
  1. Mendesain tujuan kerja
Fungsi tujuan kinerja adalah sebagai pernyataan yang tegas tentang kapabilitas yang akan dipelajari. Istilah seperti memahami, mengerti dan mengapresiasi harus diganti dengan istilah yang lebih tepat yang secara jelas mengomunikasikan keterampilan atau sikap yang hendak dipelajari.
  1. Memilih kegiatan instruksional
Gagne mengindentifikasikan sembilan peristiwa pembelajaran untuk dipakai sebagai pedoman perencanaan pembelajaran. Fungsi mereka adalah untuk mendukung proses kognitif pemelajar selama belajar.

            Selanjutnya untuk mempersipkan siswa untuk taraf belajar yang baru, pembelajaran harus bisa menggugah ingatan siswa terhadap prasyarat yang penting . informasi, konsep, dan aturan yang relevan seperti bagaimana tanaman memperoleh makanan. Namun, guru menghadapi permasalahan khusus dalam pembelajaran untuk seluruh kelas. Metode yang umum adalah bertanya pada seluruh kelas dan meminta satu siswa untuk menjawabnya.
Pemerolehan dan Kinerja
            Kegiatan inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman belajar, memunculkan kinerja, dan memberikan tanggapan ataupun umpan balik. Untuk menentukan keefektifitasan pengkodean, guru sebaiknya meminta siswa menunjukkan ekmampuan barunya. Kemudian diberikan tanggapan yang mengindikasikan apakah itu korekasi yang diperlukan atau penguatan dengan mengonfirmasikan bahwa tujuan sudah tercapai.
Peran Penemuan Terbimbing
            Tujuan dalam belajar aturan adalah siswa dapat merespon seluruh kelompok situasi dengan sekelompok kinerja yang merefleksikan kaitan khusus dengan situasi stimulus. Untuk memastikan pemelajar sudah benar-benar telah menguasai aturan yang dapat digeneralisasikan, dan bukan hanya pernyataan verbal, pembelajaran yang efektif tidak dapat diandalkan hanya pada upaya memberitahu aturan kepada pelajar.
Retrival dan Transfer
            Bagian akhir dari pembelajaran adalah memberikan asesmen atas belajar hal yang baru dan diikuti dengan petunjuk tambahan tentang retrieval dan transfer. Untuk asesmen, situasi baru atau contoh harus diberikan kepada siswa untuk memastikan bahwa belajar mereka tidak terbatas pada contoh yang sudah diperkenalkan dalam kegiatan pembelajaran inti.Pembelajaran kemudian diakhiri dengan stimuli yang secara khusus didesain untuk memperkuat retensi dan transfer.
Peran Media dalam Pembelajaran
            Istilah “media” biasanya membuat kita berpikir tentang pembelajaran yang dibantu dengan komputer, televisi pembelajaran, rekaman CD dan sistem penyampaian mekanis lainnya.
Pendekatan khas untuk seleksi media adalah memilih bentuk media dan kemudian merancang pembelajaran. Namun cara ini kurang efisien, karena dua hal, pertama riset tentang pemanfaatan media mengidentifikasikan bahwa tidak ada satu medium yang secara universal lebih unggul dibandingkan medium lainnya untuk setiap tipe pembelajaran.
Kedua, pemilihan media secara arbitrer dapat menyebabkan pengabaian kegiatan pembelajaran penting.
Merancangan Pembalajaran untuk Keterampilan yang Kompleks
Mendifinisikan sikap kapabilitas yang akan dipelajari dalam bentuk tujuan kinerja dan memilih kegiatan pembelajaran yang tepat adalah dasar rancangan pembelajaran.
Rancangan Pembelajaran untuk Hierarki Belajar
           
Bagian dalam bab tentang hakikat belajar kompleks ini membahas analisis tugas belajar, metode menyusun hierarki belajar. Pertanyaan tentang “keterampilan sederhana apa yang penting untuk keterampilan saat ini,” diaplikasikan pertama kali ke hampir semua keterampilan kompleks yang akan diajarkan, dan kemudian ke keterampilan lain yang teridentifikasi.

Analisis Tugas Kognitif

Hierarki belajar adalah seperangkat keterampilan intelektual di mana mempelajari kapabilitas yang lebih tinggi, seperti menyederhanakan bilangan pecahan, bergantung pada penguasaan keterampilan prasyarat. Hierarki belajar, dengan kata lain, adalah seperangkat kapabilitas yang dapat diamati langsung.
            Analisis tugas kognitif, yang adalah perluasan dari analisis tugas tradisional, digunakan untuk menangani analisis proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta keputusan yang mendasari berbagai tindakan yang dapat diamati.
Langkah dalam menganalisis tugas kognitif :
  • Mengumpulkan informasi awal
  • Mengidentifikasi representasi pengetahuan
  • Mengimplementasikan teknik untuk memunculkan pengetahuan
  • Menganalisis dan memverifikasi data
  • Memformat hasil untuk digunakan

Proses Kognitif dan Pembelajaran
            Transfer Belajar. Pertama, Gagne mendeskripsikan prasyarat untuk masing-masing dari lima variasi belajar. Kedua, prasyarat esensial di dalam keterampilan intelektual membantu transfer melalui dua cara : memberi kontribusi pada upaya mempelajari keterampilan urutan yang lebih tinggi dan menggenaralisasikan ke situasi lain.
            Keterampilan “Bagaimana Cara Belajar” keterampilan ini adalah cara yang dipakai siswa untuk mengelola belajarnya, mengingat dan berpikir.
            Pengajaran Pemecahan Masalah tercakup di dalam keterampilan intelektual, dimana pemelajar menciptakan solusi yang membutuhkan rekombinasi dari aturan yang sudah dipelajari sebelumnya.
            Implikasi untuk Asesmen
kapabilitas itu adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Mereka dapat berperan dalam mengembangkan  asesmen melalui tiga cara : (a) prates pada kapabilitas esensial yan akan dipelajari selama pembelajaran (b) pascates pada akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah belajaranya sudah sukses (c) selama pengajaran, sebagai asesmen informal.
            Konteks Sosial untuk Belajar.
Metode yang difokuskan pada rancangan sistem pembelajaran ketimbang pada pengembangan model pembelajaran. Perbedaan antara keduanya adalah, model pembelajaran meletakkan guru atau individu pada peran pelaku sedangkan sistem pembelajaran, sering mencakup seperangkat materi dan aktivitas yang dengannya langkah dan manajemen pembelajaran berada pada diri pemelajar.
            Model Perancangan Sistem
Dicirikan oleh tiga ciri utama :
  • Pembelajaran dirancang untuk tujuan dan sasaran spesifik
  • Pengembangan pembelajaran menggunakan media dan teknologi pembelajaran lain.
  • Uji coba, revisi material, dan pengujian lapangan atas material bagian integral dari proses perancangan.
Merancang Pelajaran :
Langkah 1 : Menulis atau memilih tujuan kinerja
Langkah 2 : Memilih kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kinerja
Langkah 3 : Memilih media untuk kegiatan pembelajaran
Langkah 4 : Mengembangkan tes untuk tujuan
Kelemahan
Gagne mengembangkan teori kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologi yang terlihat didalam riset tentang belajar sebelmnya dan untuk menspesifikasi dengan tepat urutan kegiatan pembelajaran untuk proses yang teridentifikasi. Jadi teori ini lebih mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai guru dikelas.
Kontribusi untuk Praktik di kelas
Kontribusi paling terkenal dari teori ini ia mengoperasionalisasikan konsep belajar kumulatif dan memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari yang sederhana sampai yang kompleks.