Standart Data
Observasi:
1.
Nama dan nim observer : Melva Safira (101301036)
2.
Kelas yang diobservasi : Kelas 2-2
3. Mata pelajaran :
Multimedia, dengan topik “Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia”
4.
Nama guru yang mengajar : Dira Urdi Permanan, ST
5.
Jumlah siswa dalam kelas : 21 orang
6.
Waktu dan durasi observasi : 11.40-12.15 (35menit)
7.
Media pembelajaran guru : Laptop dan LCD
8.
Media pembelajaran siswa : Laptop, headphone, CD-Room dan Flashdisk
9. Situasi fisik kelas : Terdapat 2 AC yang tidak bisa hidup,
1 kipas yang lumayan besar (hidup), terdapat
banyak sisa kaca bangunan di sudut kelas, lampu yang digunakan adalah
lampu panjang berwarna putih sebanyak 3 buah, LCD tv sebagai pengganti proyektor,
ruangan berwarna putih, terdapat 1 ventilasi udara yang sangat kecil, jam
dinding yang digantung diatas ventilasi, bangku yang diduduki pun berbeda jenis
(ada yang bangku lipat dan ada bangku yang tempat duduknya ada bantalnya, jadi
sedikit lebih empuk), dan pintu masuk berada di bagian belakang kelas sebelah
kiri.
1. Alat observasi :
Alat tulis (pulpen,pensil dan penghapus), buku tulis dan handphone sebagai
pengganti kamera.
Pada saat
observasi, kelas sedang belajar bagaimana caranya menggabungkan audio ke
dalam sajian multimedia.
Dimana prakteknya, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengubah video
atau lagu yang berbahasa inggris menjadi bahasa lain (dubbing).
Tabel yang
digunakan sebagai panduan observasi:
Tabel 5.7
(kaitan antara belajar dengan peristiwa pembelajaran)
Deskripsi
|
Tahapan belajar
|
Kegiatan pembelajaran
|
Persiapan belajar
|
1. Mengarahkan
perhatian
2. Ekspektasi
3. Retrieval
|
Menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian
tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus
Memberitahu tujuan belajar kepada pemelajar
Merangsang ingatan atas belajar yang telah
dipelajari sebelumnya
|
4. Persepsi
selektif atas ciri stimulus
5. Penyandian
semantic
6. Retrieval
dan respons
7. Penguatan
|
Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda
Memberikan bimbingan belajar
Memunculkan kinerja
Memberikan balikan informatif
|
|
8. Pemberian
petunjuk retrieval
9. Generalisasi
|
Menilai perbuatan/kinerja
Memunculkan kinerja dengan contoh baru
|
Tabel diatas
merupakan tabel yang saya gunakan sebagai panduan untuk melihat apa yang harus
diperhatikan selama observasi berlangsung. Jadi jika dilihat berdasarkan tabel
tersebut, yang hanya dilakukan oleh guru saat berlangsungnya observasi adalah:
· Retrieval, dimana disini guru mencoba merangsang
ingatan atas belajar yang telah dipelajari sebelumnya. Dari hasil observasi
lapangan, guru di kelas tersebut mencoba merangsang ingatan siswa dengan
pertanyaan seperti “Ayo gimana caranya? Kita sudah belajar itu dari minggu
pertama loh, siapa yang tahu?”. Dengan memberikan pertanyaan seperti itu, siswa
mulai mengingat-ingat kembali pelajaran yang sudah mereka pelajari.
·
Persepsi selektif atas ciri stimulus, dimana
disini guru memberikan stimulus dengan cara yang berbeda, yang memungkinkan
siswa untuk memasukkan stimulus tersebut secara temporer ke dalam ingatannya dan
membuat siswa berpikir dan memiliki persepsi atas stimulus tersebut. Jika
dilhat drai contoh lapangan, guru dibantu oleh laptop dan LCD untuk menampilkan
sebuah video upin-ipin yang telah di dubbing dengan bahasa inggris, dan hal itu
membuat siswa berpikir kira-kira bagaimana cara membuat video seperti itu.
·
Penyandian semantic, dimana dari hasil
observasi, guru mecoba membimbing siswa dalam pembelajarannya. Guru mencoba untuk membantu siswa dalam
melakukan tugasnya agar yang dikerjakan tidak salah, dan meminta siswanya untuk
menunjukkan kemampuannya atas apa yang telah ia mengerti dari proses belajar
yang mereka dapat hari itu. Jadi diperlukan pula proses mengingat bagi siswa.
·
Retrieval dan respons, dimana disini guru mencoba
menggunakan tahap retrieval yang memunculkan respon yang bisa memunculkan
kinerja. Contoh yang saya sempat dengarkan dari guru adalah seperti “Kamu coba ingat-ingat dulu bagaimana caranya,
itu kan mudah saja, tinggal di copy dari software yang satunya lagi, lalu
diapakan lagi? Ayo diingat coba, sekalian langsung di coba di laptopnya
masing-masing.” Dengan memberikan
stimulus dengan perkataan seperti itu dapat merangsang siswa untuk langsung
merespon dan memunculkan kinerja mereka.
· Penguatan, dimana disini guru memberikan umpan
balik atas apa yang telah dilakukan siswa. Dari hasil observasi, guru berjalan
ke siswa-siswanya satu persatu dan melihat hasil kerja mereka, dan mencoba
memberikan koreksi jika ada kesalahan, atau memberikan konfirmasi bahwa yang
dikerjakan telah benar dengan harapan guru.
Dikarenakan waktu observasi yang dimulai dari pukul 11.40 sedangkan kelas
ini sudah dimulai dari jam 9.45, saya tidak bisa melihat apakah ada proses
mengarahkan perhatian dan ekspektasi di awal mulainya kelas. Namun dari hasil
wawancara singkat dengan guru yang mengajar, didapatkan informasi bahwa di
setiap awal kelas pasti guru memang selalu mencoba menarik perhatian siswa
dengan pertanyaan pertanyaan, atau
stimulus lainnya serta memberitahu tujuan belajar kepada pemelajar. Namun
dikarenakan saya masuk kelas dan memulai observasi hampir di akhir kelas, saya
tidak bisa melihat kedua proses tersebut. Sedangkan untuk proses pemberian
petunjuk retrieval dan generalisasi tidak saya dapatkan berdasarkan hasil
pengamatan observasi.
Analisis hasil observasi
Untuk menganalisis data hasil observasi saya menggunakan tabel 5.5
mengenai asumsi tentang desain pembelajaran menurut Gagne yang bisa dilihat di
halaman 196 pada buku “Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi”, edisi
keenam karangan Margaret E.Gredler. Saya hanya akan menjabarkannya, yaitu:
Asumsi
yang pertama, pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa
individual. Jadi walaupun sering dikelompokkan dalam proses belajarnya, belajar
akan tetap terjadi di dalam diri seseorang. Dari data hasil observasi, kelas
sebenarnya telah menerapkan asumsi ini. Dimana walaupun tugas mereka dilakukan
secara perkelompok antara kelompok putra dan putri, dalam proses pekerjaan
tugasnya masing-masing siswa tetap harus mencoba melakukan tugas pada laptop
masing-masing sehingga bisa tetap mengerti dengan pelajarannya.
Asumsi yang kedua mengatakan bahwa baik itu tahapan jangka panjang maupun
menengah harus dimasukkan dalam desain pembelajaran. Jadi ketika guru merencanakan
pelajaran harian, pelajaran tersebut harus harus bedara dalam segmen unit yang
lebih luas dan harus serasi. Dari hasil observasi, sebenarnya guru telah
merancang pembelajarannya dengan baik dan memiliki keserasian antara hasil
belajar minggu sebelumnya dengan belajar harian. Karena dari susunan materi
yang sempat ditunjukkan oleh guru terlihat bahwa dari minggu pertama sampai
minggu saat saya melakukan observasi memiliki kaitan satu sama lain dan
merupakan lanjutan dari pelajaran yang lalu.
Asumsi ketiga, perencanakan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau
sekedar memberikan lingkungan yang mengasuh. Dari hasil observasi menunjukkan
bahwa lingkungan belajar yang diberikan guru terkesan bebas, dalam arti tidak
ada peraturan penting untuk menjaga ketentraman kelas, sehingga siswa-siswa
inipun terkesan tidak hormat dengan gurunya sehingga mereka malah ribut dengan
teman-temannya. Hal seperti ini bisa melahirkan orang dewasa yang tidak baik.
Asumsi keempat, pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan
sistem. Dari hasil observasi, guru telah menunjukkkan hal ini. Dimana guru
telah menggunakan data, informasi, dan prinsip teoritis untuk melakukan
perencanaan belajar.
Asumsi kelima, desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia
belajar, dari hasil observasi terlihat bahwa guru mencoba untuk membuat
masing-masing siswa mengerjakan suatu tugas untuk melihat hal-hal apa yang
berhasil dilakukan oleh siswa.
Jadi dari kelima asumsi tersebut, kelas yang saya observasi sebenarnya
telah menerapkan hampir dari semua asumsi desain pembelajaran menurut Robert
Gagne.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus