Psikologi belajar = Mata kuliah yang Unik!
Psikologi belajar merupakan salah satu mata kuliah
pilihan yang ditawarkan di semester 5 ini. Psikologi belajar merupakan salah
satu mata kuliah yang mengajarkan mahasiswa untuk lebih memahami cara kerja
atau proses yang terjadi saat belajar . Atau dapat disimpulkan bahwa psikologi
belajar adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi
mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau
melakukan pembelajaran.
Saya tertarik untuk
mengambil mata kuliah ini karena dosen pengampunya yaitu Bu Dina, dimana
sebelumnya saya pernah juga mengambil mata kuliah paedagogi yang diampu oleh
dosen yang sama. Dari pengalaman saat mengambil mata kuliah paedagogi,
penugasan yang diberikan tidak memberatkan mahasiswa–mahasiswanya. Sehingga
untuk mengikuti perkuliahan pun tidak terasa berat. Jadi dari pengalaman
tersebut pula saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti mata kuliah psikologi
belajar untuk semester ini ketimbang memilih mata kuliah pilihan yang lainnya. Dari sini saja sebenarnya saya sudah mengaplikasikan teori Gagne yang mengatakan bahwa banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke berbagai macam situasi. Dari pengalaman saya di mata kuliah paedagogi yang tidak diberatkan oleh tugas, saya jadi belajar, sehingga saya jadi menggeneralisasikan bahwa pada mata kuliah psikologi belajar akan begitu pula.
Dari segi penugasan
sendiri ternyata mata kuliah ini juga tidak terlalu berat, diawal perkuliahan
kita diberikan kesempatan sendiri untuk menentukan bagaimana penugasan untuk
setiap minggunya. Bu Dina beperan sebagai penengah saat menentukan tugas tiap
minggu ini. Sehingga ada diskusi yang terjadi di dalamnya. Jadi, tetap ada
kolaborasi antara pengajar denganpeserta didiknya. Karena seperti menurut
Vygotsky, kolaborasi dalam proses belajar antara pengajar dan peserta didik
perlu dilakukan. Jadi kami diberikan kebebasan namun tetap harus ada diskusi
kecil sebagai pedomannya.
Pada akhirnya, tugas tiap minggu adalah mengepost review dari topik-topik yang ada di buku. Penugasan ini dilakukan dengan cara berkelompok. Sehingga beban yang terasa pun tidak terlalu besar. Dalam waktu pengerjaan satu minggu untuk tugas yang dilakukan oleh kelompok dengan topik yang sudah lengkap di buku rasanya bukan hal yang berat. Apalagi topik yang harus di review di blog juga berdasarkan pemilihan sendiri. Mana yang rasanya lebih tertarik bisa menjadi topik pilihan, jadi tidak harus berdasarkan urutan bab dalam buku. Dengan kebebasan yang diberikan tentu tidak menimbulkan tekanan bagi mahasiswanya dan bisa meningkatkan motivasi intrinsik ketika mengerjakannya. Karena dengan kebebasan yang diberikan mahasiswa bisa memilih sendiri topik yang dirasa menyenangkan atau yang dirasa menarik untuk dipahami terlebih dahulu.
Pada akhirnya, tugas tiap minggu adalah mengepost review dari topik-topik yang ada di buku. Penugasan ini dilakukan dengan cara berkelompok. Sehingga beban yang terasa pun tidak terlalu besar. Dalam waktu pengerjaan satu minggu untuk tugas yang dilakukan oleh kelompok dengan topik yang sudah lengkap di buku rasanya bukan hal yang berat. Apalagi topik yang harus di review di blog juga berdasarkan pemilihan sendiri. Mana yang rasanya lebih tertarik bisa menjadi topik pilihan, jadi tidak harus berdasarkan urutan bab dalam buku. Dengan kebebasan yang diberikan tentu tidak menimbulkan tekanan bagi mahasiswanya dan bisa meningkatkan motivasi intrinsik ketika mengerjakannya. Karena dengan kebebasan yang diberikan mahasiswa bisa memilih sendiri topik yang dirasa menyenangkan atau yang dirasa menarik untuk dipahami terlebih dahulu.
Dalam mata kuliah
psikologi belajar ini juga tidak ada penugasan untuk membuat makalah atau
presentasi, beda dengan mata kuliah lain yang rata-rata mengharuskan
mahasiswanya untuk membuat makalah dan presentasi tiap minggunya. Apalagi
biasanya tiap bab atau topik yang harus dibuat makalah dan slide presentasinya
terdiri dari banyak sekali materi. Waktu yang diberikan juga biasanya hanya
seminggu untuk menyelesaikan semuanya. Dengan textbook yang berbahasa inggris pula,
yang sering terjadi adalah mahasiswa sering kali kesulitan untuk
menyelesaikannya dan biasanya malah jadi asal-asalan dalam pengerjaannya.
Misalnya, karena bahasa inggris yang sulit dimengerti, mahasiswa akan
menggunakan google translate untuk mengartikannya dan dengan asal aja langsung
copy paste. Sehingga biasanya di dalam makalah ataupun slide kelompok sering
terdapat bahasa yang rancu atau tidak sinkron dengan apa yang sebenarnya
dimaksudkan oleh buku.
Lalu dengan penugasan presentasi tiap minggu dengan
kelompok yang berbeda-beda, terkadang akan timbul rasa bosan saat belajar.
Apalagi biasanya dosen hanya akan duduk di belakang kelas dan tidak ikut
berinteraksi dengan mahasiswanya. Padahal menurut Gagne perencanaan belajar tidak boleh hanya memberi lingkungan yang mengasuh, namun harus tetap dikembangkan secara sistematis. Yang sering terjadi malah dosen hanya datang di kelas, memperhatikan mahasiswa presentasi, lalu memberikan teori sedikit di akhir, dan kelas selesai. Padahal interaksi antara dosen dan mahasiswa itu sangat perlu. menurut Gagne pula, feedback yang diberikan dosen juga perlu bagi mahasiswa untuk mengindikasikan apakah harapan dosen telah dicapai oleh mahasiswanya. Karena pengajaran yang kurang dikembangkan secara sistematis seperti inilah yang sering terjadi adalah
mahasiswa- mahasiswa tidak mendengarkan materi presentasi dengan serius dan
malah mengobrol dengan teman disebelahnya atau malah main handphone. Ini merupakan salah satu akibat dari perencanaan belajar yang kurang baik, sehingga melahirkan orang dewasa yang tidak kompeten.
Sedangkan jika di mata kuliah psikologi
belajar, tugas tiap minggu hanya mengepost di blog masing masing yang merupakan
hasil dari review topik yang telah di pilih sendiri. Otomatis dalam proses
pengerjaannya, tiap orang paling tidak akan membaca buku, dan paling tidak akan
mengerti apa yang telah ditulisnya di blog. Sehingga saat di dalam kelaspun,
ketika ada tugas lain yang diberikan berkaitan dengan topik yang telah di post,
mahasiswa biasanya akan bisa mengikuti pembelajarannya.
Saat di kelaspun tugas yang diberikan untuk melihat pemahaman mahasiswa tentang teori yang telah dipelajari pun unik-unik. Seperti yang dikatakan Gagne, pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual, karena belajar pasti terjadi di dalam individual siswa. Jadi bagaimana menemukan cara/metode belajar yang bisa memfasilitasi tiap individu dalam belajar. Seperti saat belajar tentang teori Skinner, Bu Dina memberikan mahasiswanya 3 kertas yang berbeda-beda sebagai stimulus, lalu menugaskan kami untuk mengembangkan kreativitas kami melalui 3 kertas yang ada tersebut. Pada akhirnya, kertas-kertas tersebut berubah menjadi bermacam-macam bentuk hasil kreativitas para mahasiswa. Lalu diakhir bagi yang paling baik karyanya juga diberikan reward, sehingga tetap sesuai dengan teori Skinnernya. Jadi hal ini juga serasi dengan apa yang dikatakan Gagne, yaitu guru/perancang pembelajaran, merencanakan pelajaran harian, namun pelajarannya juga harus berada di dalam segmen unit dan pelajaran yang lebih luas, dan tetap harus serasi.
Saat di kelaspun tugas yang diberikan untuk melihat pemahaman mahasiswa tentang teori yang telah dipelajari pun unik-unik. Seperti yang dikatakan Gagne, pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual, karena belajar pasti terjadi di dalam individual siswa. Jadi bagaimana menemukan cara/metode belajar yang bisa memfasilitasi tiap individu dalam belajar. Seperti saat belajar tentang teori Skinner, Bu Dina memberikan mahasiswanya 3 kertas yang berbeda-beda sebagai stimulus, lalu menugaskan kami untuk mengembangkan kreativitas kami melalui 3 kertas yang ada tersebut. Pada akhirnya, kertas-kertas tersebut berubah menjadi bermacam-macam bentuk hasil kreativitas para mahasiswa. Lalu diakhir bagi yang paling baik karyanya juga diberikan reward, sehingga tetap sesuai dengan teori Skinnernya. Jadi hal ini juga serasi dengan apa yang dikatakan Gagne, yaitu guru/perancang pembelajaran, merencanakan pelajaran harian, namun pelajarannya juga harus berada di dalam segmen unit dan pelajaran yang lebih luas, dan tetap harus serasi.
Saat belajar mengenai pemrosesan
informasi, bu Dina juga memberi tugas yang unik untuk membantu kami memahami
lebih dalam lagi mengenai teori tersebut. Bu dina membentuk mahasiswa ke dalam
kelompok dan menyuruh salah satu anggota tiap kelompok maju ke depan dan
memberikan sebuah wacana, lalu orang tersebut akan menceritakan isi wacana ke
anggota lain dan orang yang telah diceritakan ditugaskan untuk menceritakan
ulang ke anggota lainnya, begitu seterusnya. Sehingga di akhir, isi cerita bisa
menjadi berbeda dari yang sebenarnya karena tiap orang pasti memiliki skema
yang berbeda-beda mengenai isi cerita yang bisa membuat mereka memiliki
kata-kata atau kalimat penyampaian yang berbeda-beda pula. Di atas merupakan salah
satu contoh lain penugasan saat di kelas yang unik, namun tetap ada
pembelajaran yang diterima di setiap diri individu. Dengan hal-hal seperti itu
otomatis tidak membuat mahasiswa menjadi bosan dengan pelajaran yang ada.
Jika dalam mata kuliah
lain pula, biasanya proporsi nilai telah ditentukan di awal perkuliahan. Sedangkan untuk mata kuliah psikologi belajar proporsi nilai tetap saja ditentukan tergantung dengan
effort yang telah diberikan mahasiswa- mahasiswanya. Sehingga mahasiswa hanya
dituntut untuk memberikan yang terbaik namun tidak ada rasa tertekan yang
mengikutinya. Bahkan saat uts saja, kami ditugaskan untuk membuat konsep yang
bisa diterapkan sebagai metode belajar dari teori yang telah dipelajari
sebelumnya. Tugas dikerjakan secara online(post di blog masing-masing) dan
secara berkelompok. Sehingga mahasiswa diberikan kebebasan untuk menyelasaikan
uts tersebut. Beda dengan mata kuliah lain yang mewajibkan mahasiswanya untuk
datang ke kampus, lalu menjawab soal-soal yang telah disediakan. Dan biasanya
materi yang harus di hapal pun terlalu banyak, sehingga terkadang ada beberapa
materi yang terlewatkan. Sehingga saat ujianpun mahasiswa menemui
kesulitan-kesulitan untuk menjawab.
Matakuliah psikologi
belajar juga memberikan tugas lapangan yang saya rasa sangat seru dan
memberikan mahasiswanya pengalaman dan pengetahuan baru yang bermanfaat.
Sehingga proses pengerjaannya tidak hanya bagaimana tugas itu dapat
diselesaikan namun juga mendorong mahasiswa untuk memunculkan ketertarikannya
terhadap tugas tersebut. Jadi akan muncul pula motivasi intrinsic dalam diri
mahasiswa. Kalau di perkuliahan yang lain, biasanya tugas lapangannya saja
sudah berat dan banyak tuntutan ini itu, tugas lain yang mengikutinya pun
biasanya akan banyak, sehingga memberikan tekanan pada mahasiswanya. Dan malah
membuat mahasiswa mengerjakannya setengah-setengah. Pada akhirnya motivasi
instrinsik tidak ada, motivasi ekstrinsik pun tidak ada.
Secara kesuluruhan,
tugas-tugas yang diberikan dalam matakuliah psikologi belajar ini tergolong
lebih ringan dibandingkan matakuliah lainnya. Namun terkadang justru karena
“ringan” inilah mahasiswa jadi mengesampingkan tugas-tugas yang diberikan jika
dibandingkan dengan tugas yang lain. Namun sebenarnya ini juga tergantung pada
mahasiswanya sendiri. Kalau bisa menyerap nilai positif dari
kemudahan-kemudahan yang diberikan, pasti effort yang diberikan untuk mata
kuliah psikologi belajar ini juga tidak akan tanggung-tanggung.