kelompok 5
anggota:
Muhammad Fadly (10-006) Reza Yoga (10-027)
Melva Safira (10-036)
Karin Ambarita (10-037)
Deepraj Kaur (10-051)
Raja Maspin (10-062)
Yulian Astri (10-071)
MICRO TEACHING
“Go To School”
MICRO TEACHING
“Go To School”
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pedagogi secara singkat sering diartikan sebagai seni
mengajar pada anak. Ilmu Pedagogi itu sendiri dapat digunakan sebagai sarana
untuk berinteraksi dan mendekatkan diri kepada anak-anak sehingga proses
belajar-mengajar semakin efektif. Salah satu konsep dalam Pedagogi adalah Micro
Teaching. Apa itu sebenarnya Micro Teaching???
Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti
kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching
berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau
segalanya dikecilkan. Diharapkan, dengan memperkecil ruang proses mengajar,
maka metode ini dapat member penilaian mengenai efektifitas proses belajar
mengajar, termasuk juga guru. Secara umum, konsep Micro Teaching dapat digunakan
untuk menilai kelemahan dan kelebihan suatu metode, sehingga dapat memperbaiki
kesalahan, serta dapat menciptakan metode pendekatan baru terhadap anak.
`Ditinjau dari kehidupan sekarang ini, banyak orang
menganggap bahwa proses belajar tersebut hanya proses pentransferan ilmu,
dimana asalkan ilmu sudah disampaikan maka kwajiban guru sudah selesai. Selain
itu istilah Seni Mengajar sudah diabaikan sekarang ini. Para pendidik merasa
tidak perlu seni dalam proses pengajaran. Tapi pada kenyataan itu adalah factor
critical yang akan menjadi penentu kualitas proses mengajar. Seni tersebut
sudah termasuk ke dalam pembentukan karakter yang ideal. Fenomena tersebut
merupakan sesuatu hal yang salah, karena mendidik tersebut seharusnya juga
memperhatikan pembentukan karakteristik peserta didik. Jadi, guru sebenarnya
selain mentransfer ilmu juga menjadi fasilitator serta perangsang anak unutk
tumbuh membentuk kepribadian yang baik. Tapi sebenarnya fakta berkata lain,
karena guru tidak peduli terhadap perkembangan kepribadian anak, melainkan
hanya focus pada ilmu. Hal tersebut menjadi salah satu factor yang menyebabkan
banyak anak yang pintar tetapi memiliki karakter yang tidak bagus.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok ingin melakukan
Micro Teaching di sebuah TK yaitu TK Kartika Jaya untuk melihat apakah konsep
Pedagogi sebagai seni mengajar masih diterapkan, serta berusaha menyampaikan
pesan kepada Pendidik dan Peserta didik dan memperkenalkan bahwa Pembelajaran
berwujud seni merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan Micro Teaching pada TK tersebut adalah
untuk mengenalkan kepada peserta didik dan Pendidik bahwa mengajar bukan
sebatas proses mentransfer ilmu,melainkan sebuah seni yang meliputi proses
pembentkan kepribadian dan karakter anak yang ideal.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari Micro Teaching tersebut :
a. Menjelaskan bahwa
mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan bukan
sebatas mentransfer ilmu semata.
b. Sebagai salah satu
sarana pendekatan terhadap anak-anak yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap peserta didik.
c. Dapat membantu
menemukan metode yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar khusunya
pada TK tersebut.
LANDASAN TEORI
1. Teori
Pengajaran Pedagogi Modern
Pandangan mengenai bahwa Pedagogi hanya sebatas mengajar dan
mengasuh merupakan factor awal yang menyebabkan terbentuknya Pedagogi Modern.
Pedagogi Modern memandang bahwa proses mengajar itu tidak hanya focus pada
pendidik saja, tetapi juga focus pada peserta didik. Mengatakan bahwa peserta
didik menjadi kunci utama mencapai tujuan proses pengajaran tersebut. Ada 2
konsep utama yang dikembangkan dalam Pedagogi Modern, yaitu :
a. Teaching, yaitu
teknik yang digunakan guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan,
merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Siswa diberi peluang untuk melakukan penilaian
terhadap teknik atau metode pengajaran untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya bersifat monoton dan satu
belah pihak, melainkan terjadi interaksi resiprokal antara peserta didik dan
pendidik.
b. Learning, proses
siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan menigkatkan
pengetahuan serta keterampilan serta karakter yang ideal. Dapat dikatakan,
bahwa kulaitsa metode teaching akan membantu anak dalam proses learning dalam
pembentukan dirinya sendiri. Belajar bukan hanya proses mencari ilmu
pengetahuan, melainkan juga pembentukan keterampilan, seperti berpikir kritis,
kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, dan pembentukan karakter yang ideal.
2. 4P (Pribadi,
Proses, Press, dan Product)
Teori ini menjelaskan mengenai pembentukan kreatifitas serta
pengembangan anak secara maksimal. Dalam hal ini, yang paling ditekankan dalam
proses belajar mengajar adalah Pribadi. Dimana kemudian Pribadi itu yang akan
diproses dan dikembangkan sehingga menciptakan Product yang bagus dan sesuai
dengan tujuan pengajaran. Jadi kesimpulannya, dalam memberikan pengajaran, guru
bukan menjadi focus utama, melainkan peserta didik yang menjadi focus utama.
3. Pedagogi
Ideal-Spiritual Karakteristik
Teori ini mengemukakan bahwa pembentukan kepribadian yang
ideal bukan hanya berdasarkan keilmuan semata, melainkan juga berdasarkan
factor spiritual dan Kreatifitas seseorang. Artinya proses belajar mengajar
yang baik ketika proses tersebut bukan hanya sebatas proses pentransferan imu,
melainkan juga sebagai proses yang membantuk anak dalam pengembangan
kepribadian, karakter, dan spiritual yang ideal. Selain itu, teori ini juga
mengembangkan prinsip etika, yaitu dalam pembentukan itu semua diperlukan
aturan-aturan tertentu. Misalnya, dalam pembentukan karakter yang ideal, maka
diperlukan teknik dan metode khusus untuk membentuk hal itu.
4.
Learner-Centered
Alasan mengapa yang digunakan adalah Learner-Centered dan
bukan Teacher-Centered, karena dalam Micro Teaching tersebut, kelompok member
focus proses pengajaran itu ada pada peserta didik, dan bukan pada kelompok.
Kelompok sendiri hanya menjadi fasilitator dan pengarah sehingga proses
mengajar tidak lari dari jalur sesungguhnya. Anak dibiarkan berkreasi sebebas
mungkin dan mengeluarkan ide-idenya sebebas mungkin, karena menurut kelompok
itu menjadi salah satu cara untuk membuka karakter anak yang ideal.
PERENCANAAN
1. Rancangan Kegiatan
Hari/Tanggal
Kegiatan
Tempat
Sabtu, 07 April 2012
Diskusi TK
Fakultas Psikologi USU
Sabtu, 07 April 2012
Diskusi mengenai konsep yang digunakan
Fakultas Psikologi USU
Senin, 09 April 2012
Observasi ke TK Kartika Jaya
TK Kartika Jaya
Selasa, 10 April 2012
Proses Micro Teaching
TK Kartika Jaya
Senin, 16 April 2012
Pembahasan mengenai micro teaching
Fakultas Psikologi USU
Jumat, 20 April 2012
Pembuatan laporan micro teaching
Fakultas Psikologi USU
Senin, 30 April 2012
Posting hasil micro teaching
Own
2. Peserta Micro
Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa TK Kartika Jaya 2-20
Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak TK yang menjadi
peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki usia berkisal 5-6
tahun.
3. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses Micro Teaching
adalah :
1. Kamera Digital
2. HP (Merekam
Video)
3. Crayon
Berwarna
4. Kertas Origami
5. Kertas Gambar
6. Reward
PELAKSANAAN
1. Observasi
Pelaksanaan micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika
Jaya berjalan sesuai dengan rancangan jadwal kegiatan. Pada tanggal 9 april
kami melakukan observasi ke sekolah TK Kartika Jaya dimana pertama sekali kami
menemui Kepala Sekolah untuk meminta ijin melakukan observasi dan Micro Teaching
selama dua hari. Setelah mendapatkan ijin kami melakaukan perkenalan dengan
guru yang sedang mengajar dan juga para siswa. Agar para siswa tidak merasa
terlalu terusik dengan kedatangan kami maka kami meemutuskan agar hanya
beberapa orang perwakilan dari kelompok kami yang masuk untuk melakukan
observasi. Berdasarkan hasil observasi kami kelihatan sekali bahwa para siswa
sangat antusias dengan kegiatan kesenian. Jika kelompok lain mungkin memilih
mengajarkan materi yang dirasa sulit oleh anak-anak namun kami memutuskan untuk
mengajarkan materi yang menarik dimata anak-anak. setelah melakukan observasi
kemudian kami memutuskan kegiatan kesenian yang kami akan ajarkan adalah
menggambar, melipat origami dan bernyanyi.
2. Micro Teaching
Kelompok melakukan kegiatan Micro Teaching pada tanggal 10
April 2012 di TK Kartika Jaya. Pertama-tama kami mengajak anak – anak untuk
menggambar ikan. Disana terlihat antusias para murid untuk menggambar dan ada
beberapa anak yang tidak mampu mengikuti langkah-langkah untuk menggambar ikan
sehingga kami memutuskan ia dapat menggambar hewan lain yang mereka bisa
gambarkan. Setelah selesai menggambar kami melakukan dialog dengan para murid
dalam rangka menanyakan apakah mereka sudah bosan dan apakah mereka masih mau
kami ajak untuk melakukan kegiatan melipat origami. Hasilnya mereka mau
sehingga kami melanjutkan kegiatan melipat origami dan semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik. Setelah kegiatan melipat origami kami mengajak
anak-anak untuk bernyanyi dan setelah itu kami membuat tantangan bagi anak yang
berani maju kedepan kelas untuk menunjukkan bakatnya dalam bidang apapun
(bernyani, membaca puisi dsb) akan kami berikan reward dan yang terakhir kami
mengadakan kuis dimana anak-anak harus menyebutkan bahasa inggris dari benda
yang kami maksud dan bagi yang bisa menjawab akan kami berikan reward. Semua
kegiatan diatas dapat diikuti oleh anak-anak TK Kartika Jaya dengan sangat baik
sehingga kami dapat melakukan kegiatan micro teaching dengan lancar.
LAPORAN KEGIATAN
1. Hasil Micro
Teaching
Sesudah melakukan proses Micro Teaching, kelompok
mendapatkan gambaran mengenai metode pengajaran yang cocok diberikan di TK
tersebut. Anak pada TK tersebut memiliki antusias yang besar pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut untuk berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar. Sebagaicontoh, kegiatan Bernyayi, menggambar disambut
dengan sangat senang oleh anak-anak di TK tersebut. Akhirnya kelompok membuat
hipotesa sementara,bahwa proses belajar-mengajar akan menjadi efektif apabila
kegiatan pemberian materi dicampur dengan kegiatan seni. Pemberian materi saja
akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga anak dan guru tidak dapat
berpartisipasi dengan maksimal dalam proses pembelajaran. Dengan pemberian
kegiatan seni tersebut, maka anak-anak akan semangat kembali sehingga secara
tak langsung materi yang disampaikan akan dapat diterima dengan maksimal oleh
peserta didik. Hal lainnya adalah dengan Micro Teaching tersebut kelompok
mendapat gambaran mengenai Individual Differences dalam proses pengajaran.
Dalam satu TK tersebut terdiri oleh anak yang beraneka ragam, sehingga cara
yang diberikan juga berbeda antara satu dengan yang lain.
2. Kesimpulan
Sekolah TK tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang
sesuai dengan Landasan Teori yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan
dalam sekolah tersebut bukan saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses
pembentukan kepribadian dan karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni.
Hanya saja, guru masih kelihatan seperti mendominasi anak, dan anak diberi
ruang gerak yang sempit dalam penuangan kreatifitas.
testimoni:
kegiatan tersebut dapat menambah pengalaman dan memperoleh
pemahaman yang lebih mengenai apa sih sebenarnya seni mengajar itu. Cukup menyenangkan
pula bisa berinteraksi dengan anak-anak yang lagi aktif dan lucu seperti itu
dan bisa menyadari sendir bagaimana pentingnya seorang guru dan pula seberapa
sulitnya menjalankan peran guru itu sendiri.
Untuk awalnya memang cukup grogi untuk memulai, namun kelamaan mulai
bisa beradaptasi dengan lingkungan dan mulai menikmati kegiatan itu. Dari yang
saya tangkap, anak-anak di TK tersebut perkembangannya cukup pesat. Dimana rata-rata
dari mereka sudah ada yang bisa membaca dengan fasih dan dapat menuliskan nama
lengkap mereka sendiri. Dan kecepatan menangkap informasi yang diberikan juga
cukup baik sehingga dapat memudahkan kelompok berkomunikasi dengan mereka. Dari kegiatan ini juga bisa mengasah
kesabaran saya.
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pedagogi secara singkat sering diartikan sebagai seni
mengajar pada anak. Ilmu Pedagogi itu sendiri dapat digunakan sebagai sarana
untuk berinteraksi dan mendekatkan diri kepada anak-anak sehingga proses
belajar-mengajar semakin efektif. Salah satu konsep dalam Pedagogi adalah Micro
Teaching. Apa itu sebenarnya Micro Teaching???
Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti
kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching
berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau
segalanya dikecilkan. Diharapkan, dengan memperkecil ruang proses mengajar,
maka metode ini dapat member penilaian mengenai efektifitas proses belajar
mengajar, termasuk juga guru. Secara umum, konsep Micro Teaching dapat digunakan
untuk menilai kelemahan dan kelebihan suatu metode, sehingga dapat memperbaiki
kesalahan, serta dapat menciptakan metode pendekatan baru terhadap anak.
`Ditinjau dari kehidupan sekarang ini, banyak orang
menganggap bahwa proses belajar tersebut hanya proses pentransferan ilmu,
dimana asalkan ilmu sudah disampaikan maka kwajiban guru sudah selesai. Selain
itu istilah Seni Mengajar sudah diabaikan sekarang ini. Para pendidik merasa
tidak perlu seni dalam proses pengajaran. Tapi pada kenyataan itu adalah factor
critical yang akan menjadi penentu kualitas proses mengajar. Seni tersebut
sudah termasuk ke dalam pembentukan karakter yang ideal. Fenomena tersebut
merupakan sesuatu hal yang salah, karena mendidik tersebut seharusnya juga
memperhatikan pembentukan karakteristik peserta didik. Jadi, guru sebenarnya
selain mentransfer ilmu juga menjadi fasilitator serta perangsang anak unutk
tumbuh membentuk kepribadian yang baik. Tapi sebenarnya fakta berkata lain,
karena guru tidak peduli terhadap perkembangan kepribadian anak, melainkan
hanya focus pada ilmu. Hal tersebut menjadi salah satu factor yang menyebabkan
banyak anak yang pintar tetapi memiliki karakter yang tidak bagus.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok ingin melakukan
Micro Teaching di sebuah TK yaitu TK Kartika Jaya untuk melihat apakah konsep
Pedagogi sebagai seni mengajar masih diterapkan, serta berusaha menyampaikan
pesan kepada Pendidik dan Peserta didik dan memperkenalkan bahwa Pembelajaran
berwujud seni merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan Micro Teaching pada TK tersebut adalah
untuk mengenalkan kepada peserta didik dan Pendidik bahwa mengajar bukan
sebatas proses mentransfer ilmu,melainkan sebuah seni yang meliputi proses
pembentkan kepribadian dan karakter anak yang ideal.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari Micro Teaching tersebut :
a. Menjelaskan bahwa
mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan bukan
sebatas mentransfer ilmu semata.
b. Sebagai salah satu
sarana pendekatan terhadap anak-anak yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap peserta didik.
c. Dapat membantu
menemukan metode yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar khusunya
pada TK tersebut.
LANDASAN TEORI
1. Teori
Pengajaran Pedagogi Modern
Pandangan mengenai bahwa Pedagogi hanya sebatas mengajar dan
mengasuh merupakan factor awal yang menyebabkan terbentuknya Pedagogi Modern.
Pedagogi Modern memandang bahwa proses mengajar itu tidak hanya focus pada
pendidik saja, tetapi juga focus pada peserta didik. Mengatakan bahwa peserta
didik menjadi kunci utama mencapai tujuan proses pengajaran tersebut. Ada 2
konsep utama yang dikembangkan dalam Pedagogi Modern, yaitu :
a. Teaching, yaitu
teknik yang digunakan guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan,
merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Siswa diberi peluang untuk melakukan penilaian
terhadap teknik atau metode pengajaran untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya bersifat monoton dan satu
belah pihak, melainkan terjadi interaksi resiprokal antara peserta didik dan
pendidik.
b. Learning, proses
siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan menigkatkan
pengetahuan serta keterampilan serta karakter yang ideal. Dapat dikatakan,
bahwa kulaitsa metode teaching akan membantu anak dalam proses learning dalam
pembentukan dirinya sendiri. Belajar bukan hanya proses mencari ilmu
pengetahuan, melainkan juga pembentukan keterampilan, seperti berpikir kritis,
kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, dan pembentukan karakter yang ideal.
2. 4P (Pribadi,
Proses, Press, dan Product)
Teori ini menjelaskan mengenai pembentukan kreatifitas serta
pengembangan anak secara maksimal. Dalam hal ini, yang paling ditekankan dalam
proses belajar mengajar adalah Pribadi. Dimana kemudian Pribadi itu yang akan
diproses dan dikembangkan sehingga menciptakan Product yang bagus dan sesuai
dengan tujuan pengajaran. Jadi kesimpulannya, dalam memberikan pengajaran, guru
bukan menjadi focus utama, melainkan peserta didik yang menjadi focus utama.
3. Pedagogi
Ideal-Spiritual Karakteristik
Teori ini mengemukakan bahwa pembentukan kepribadian yang
ideal bukan hanya berdasarkan keilmuan semata, melainkan juga berdasarkan
factor spiritual dan Kreatifitas seseorang. Artinya proses belajar mengajar
yang baik ketika proses tersebut bukan hanya sebatas proses pentransferan imu,
melainkan juga sebagai proses yang membantuk anak dalam pengembangan
kepribadian, karakter, dan spiritual yang ideal. Selain itu, teori ini juga
mengembangkan prinsip etika, yaitu dalam pembentukan itu semua diperlukan
aturan-aturan tertentu. Misalnya, dalam pembentukan karakter yang ideal, maka
diperlukan teknik dan metode khusus untuk membentuk hal itu.
4.
Learner-Centered
Alasan mengapa yang digunakan adalah Learner-Centered dan
bukan Teacher-Centered, karena dalam Micro Teaching tersebut, kelompok member
focus proses pengajaran itu ada pada peserta didik, dan bukan pada kelompok.
Kelompok sendiri hanya menjadi fasilitator dan pengarah sehingga proses
mengajar tidak lari dari jalur sesungguhnya. Anak dibiarkan berkreasi sebebas
mungkin dan mengeluarkan ide-idenya sebebas mungkin, karena menurut kelompok
itu menjadi salah satu cara untuk membuka karakter anak yang ideal.
PERENCANAAN
1. Rancangan Kegiatan
Hari/Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
Sabtu, 07 April 2012
|
Diskusi TK
|
Fakultas Psikologi USU
|
Sabtu, 07 April 2012
|
Diskusi mengenai konsep yang digunakan
|
Fakultas Psikologi USU
|
Senin, 09 April 2012
|
Observasi ke TK Kartika Jaya
|
TK Kartika Jaya
|
Selasa, 10 April 2012
|
Proses Micro Teaching
|
TK Kartika Jaya
|
Senin, 16 April 2012
|
Pembahasan mengenai micro teaching
|
Fakultas Psikologi USU
|
Jumat, 20 April 2012
|
Pembuatan laporan micro teaching
|
Fakultas Psikologi USU
|
Senin, 30 April 2012
|
Posting hasil micro teaching
|
Own
|
2. Peserta Micro
Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa TK Kartika Jaya 2-20
Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak TK yang menjadi
peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki usia berkisal 5-6
tahun.
3. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses Micro Teaching
adalah :
1. Kamera Digital
2. HP (Merekam
Video)
3. Crayon
Berwarna
4. Kertas Origami
5. Kertas Gambar
6. Reward
PELAKSANAAN
1. Observasi
Pelaksanaan micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika
Jaya berjalan sesuai dengan rancangan jadwal kegiatan. Pada tanggal 9 april
kami melakukan observasi ke sekolah TK Kartika Jaya dimana pertama sekali kami
menemui Kepala Sekolah untuk meminta ijin melakukan observasi dan Micro Teaching
selama dua hari. Setelah mendapatkan ijin kami melakaukan perkenalan dengan
guru yang sedang mengajar dan juga para siswa. Agar para siswa tidak merasa
terlalu terusik dengan kedatangan kami maka kami meemutuskan agar hanya
beberapa orang perwakilan dari kelompok kami yang masuk untuk melakukan
observasi. Berdasarkan hasil observasi kami kelihatan sekali bahwa para siswa
sangat antusias dengan kegiatan kesenian. Jika kelompok lain mungkin memilih
mengajarkan materi yang dirasa sulit oleh anak-anak namun kami memutuskan untuk
mengajarkan materi yang menarik dimata anak-anak. setelah melakukan observasi
kemudian kami memutuskan kegiatan kesenian yang kami akan ajarkan adalah
menggambar, melipat origami dan bernyanyi.
2. Micro Teaching
Kelompok melakukan kegiatan Micro Teaching pada tanggal 10
April 2012 di TK Kartika Jaya. Pertama-tama kami mengajak anak – anak untuk
menggambar ikan. Disana terlihat antusias para murid untuk menggambar dan ada
beberapa anak yang tidak mampu mengikuti langkah-langkah untuk menggambar ikan
sehingga kami memutuskan ia dapat menggambar hewan lain yang mereka bisa
gambarkan. Setelah selesai menggambar kami melakukan dialog dengan para murid
dalam rangka menanyakan apakah mereka sudah bosan dan apakah mereka masih mau
kami ajak untuk melakukan kegiatan melipat origami. Hasilnya mereka mau
sehingga kami melanjutkan kegiatan melipat origami dan semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik. Setelah kegiatan melipat origami kami mengajak
anak-anak untuk bernyanyi dan setelah itu kami membuat tantangan bagi anak yang
berani maju kedepan kelas untuk menunjukkan bakatnya dalam bidang apapun
(bernyani, membaca puisi dsb) akan kami berikan reward dan yang terakhir kami
mengadakan kuis dimana anak-anak harus menyebutkan bahasa inggris dari benda
yang kami maksud dan bagi yang bisa menjawab akan kami berikan reward. Semua
kegiatan diatas dapat diikuti oleh anak-anak TK Kartika Jaya dengan sangat baik
sehingga kami dapat melakukan kegiatan micro teaching dengan lancar.
LAPORAN KEGIATAN
1. Hasil Micro
Teaching
Sesudah melakukan proses Micro Teaching, kelompok
mendapatkan gambaran mengenai metode pengajaran yang cocok diberikan di TK
tersebut. Anak pada TK tersebut memiliki antusias yang besar pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut untuk berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar. Sebagaicontoh, kegiatan Bernyayi, menggambar disambut
dengan sangat senang oleh anak-anak di TK tersebut. Akhirnya kelompok membuat
hipotesa sementara,bahwa proses belajar-mengajar akan menjadi efektif apabila
kegiatan pemberian materi dicampur dengan kegiatan seni. Pemberian materi saja
akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga anak dan guru tidak dapat
berpartisipasi dengan maksimal dalam proses pembelajaran. Dengan pemberian
kegiatan seni tersebut, maka anak-anak akan semangat kembali sehingga secara
tak langsung materi yang disampaikan akan dapat diterima dengan maksimal oleh
peserta didik. Hal lainnya adalah dengan Micro Teaching tersebut kelompok
mendapat gambaran mengenai Individual Differences dalam proses pengajaran.
Dalam satu TK tersebut terdiri oleh anak yang beraneka ragam, sehingga cara
yang diberikan juga berbeda antara satu dengan yang lain.
2. Kesimpulan
Sekolah TK tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang
sesuai dengan Landasan Teori yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan
dalam sekolah tersebut bukan saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses
pembentukan kepribadian dan karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni.
Hanya saja, guru masih kelihatan seperti mendominasi anak, dan anak diberi
ruang gerak yang sempit dalam penuangan kreatifitas.
testimoni:
kegiatan tersebut dapat menambah pengalaman dan memperoleh
pemahaman yang lebih mengenai apa sih sebenarnya seni mengajar itu. Cukup menyenangkan
pula bisa berinteraksi dengan anak-anak yang lagi aktif dan lucu seperti itu
dan bisa menyadari sendir bagaimana pentingnya seorang guru dan pula seberapa
sulitnya menjalankan peran guru itu sendiri.
Untuk awalnya memang cukup grogi untuk memulai, namun kelamaan mulai
bisa beradaptasi dengan lingkungan dan mulai menikmati kegiatan itu. Dari yang
saya tangkap, anak-anak di TK tersebut perkembangannya cukup pesat. Dimana rata-rata
dari mereka sudah ada yang bisa membaca dengan fasih dan dapat menuliskan nama
lengkap mereka sendiri. Dan kecepatan menangkap informasi yang diberikan juga
cukup baik sehingga dapat memudahkan kelompok berkomunikasi dengan mereka. Dari kegiatan ini juga bisa mengasah
kesabaran saya.