Pengalaman:
Dulu saat SMA, terdapat acara konser
pentas seni (pensi) yang diselenggarakan oleh sekolah saya. Pada awalnya saya
merespon acara konser ini dengan senang dan semangat. Namun seiring berjalannya
konser, situasi di sekitar saya sangat riuh dan kacau seperti keadaan yang
desak-desakan, pengunjung juga saling tolak-tolakan saat mengikuti band yang
sedang bernyanyi, asap rokok juga mengepul pekat sehingga membuat saya susah bernafas,
lalu juga disamping saya terdapat orang yang saling bertengkar entah karena
apa, dan juga puncaknya ketika seseorang menjatuhkan minuman ke sepatu saya
sehingga menjadi basah dan lengket. Keadaan yang sangat kacau ini akhirnya
membuat saya tidak tahan dan akhirnya segera keluar dari ruangan tersebut. Dada yang sesak dan perasaan yang sangat tidak
puas membuat saya tidak mau kembali masuk lagi ke dalam acara tersebut. Dan
akibatnya dari peristiwa ini, ketika ada teman yang mengajak saya nonton konser,
pikiran saya langsung terkoneksi dengan kejadian tersebut dan akhirnya saya
tidak mau lagi menonton konser seperti itu lagi.
Pembahasan dengan teori:
-Koneksionisme dan hukum efek Thorndike
Thorndike sangat tertarik dengan proses mental dan perilaku
mandiri(refleks). Beliau melakukan
penelitian dengan seekor burung yang sedang lapar di masukkan dalam sangkar
lalu di luar sangkar diberikan makanan, sehingga tugas burung tersebut adalah
bagaimana caranya ia membuka sangkar guna mendapatkan makanan. Rasa lapar si
burung membuatnya memiliki perilaku mandiri atau refleks dari stimulus yang
diberikan (makanan). Dan hal ini dikenal dengan nama koneksionisme karena
burung membangun koneksi antara stimulus dengan perilaku mandiri.
Sama hal nya dengan pengalaman saya, stimulus yang
ada(suasana kacau, tolak-tolakan, asap rokok,dsb) membangun koneksi dengan
perilaku mandiri(refleks)saya. Keluar dari ruangan tersebut merupakan perilaku
mandiri saya. Jika berdasarkan hukum efek
Thorndike, yaitu “keadaan yang kurang memuaskan setelah respon akan memperlemah
perilaku untuk sebuah situasi”, hal ini juga terjadi pada diri saya. Dimana
keadaan yang tidak memuaskan di konser tersebut membuat saya akhirnya tidak mau
lagi pergi ke konser, atau setidaknya ketika mendengar kata konser, pikiran
saya jadi negative (memperlemah perilaku terhadap situasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar