Nadya Putri Delwis (10-024)
Melva Safira (10-036)
Qurratu Aini Risa (10-067)
Aprilia Windy S (10-088)
Belajar menurut Gagne adalah keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya dan juga harapan, aspirasi, sikap dan nilai-nilai manusia umumnya perkembangannya bergantung pada peristiwa. Jadi, manusia melakukan banyak kegiatan yang beragam itu merupakan hasil dari belajar. Elemen penting dalam analisis Gagne adalah kaitan belajar dengan perkembangan, serta kompleksitas belajar pada manusia. Asumsi dasar kondisi belajar Gagne adalah
Melva Safira (10-036)
Qurratu Aini Risa (10-067)
Aprilia Windy S (10-088)
Belajar menurut Gagne adalah keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya dan juga harapan, aspirasi, sikap dan nilai-nilai manusia umumnya perkembangannya bergantung pada peristiwa. Jadi, manusia melakukan banyak kegiatan yang beragam itu merupakan hasil dari belajar. Elemen penting dalam analisis Gagne adalah kaitan belajar dengan perkembangan, serta kompleksitas belajar pada manusia. Asumsi dasar kondisi belajar Gagne adalah
1. Belajar
dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain
2. Belajar
adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual
3. Banyak
hasil belajar manusia digeneralisasikan ke berbagai macam situasi
4. Belajar
manusia adalah kumulatif, belajar keterampilan yg kompleks didasarkan pada
belajar sebelumnya.
5. Belajar
bukan proses tunggal.
Komponen belajar
Menurut
Gagne terdapat 3 komponen belajar, yakni:
a. Sistem
untuk menjelaskan diversitas kapabilitas manusia
b. Proses
pemerolehan kapabilitas
c. Langkah-langkah
dalam pembelajaran yang mendukung setiap langkah dalam belajar.
Criteria
untuk mengidentifikasi variasi belajar menurut Gagne adalah
1. Dapat
merepresentasikan kelompok formal dan unik dari kinerja manusia yang terjadi
melalui belajar
2. Mampu
mengaplikasikan berbagai macam aktivitas manusia
3. Membutuhkan
perlakuan pembelajaran yang berbeda, prasyarat yang berbeda dan persyaratan
pemprosesan internal yang berbeda.
Macam-macam belajar
Macam-macam
belajar menurut Gagne ada 5, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,
keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif. 5 variasi ini merepresentasikan hasil
belajar. Kelima ini merupakan
kapabilitas sebab yang memungkinkan untuk membuat prediksi berbagai macam
contoh kinerja oleh pemelajar.
Hasil
belajar kognitif menurut Gange ada 3. Yaitu informasi verbal, keterampilan
intelektual serta strategi kognitif. Informasi verbal mengacu pada akuisi
label, faktam memilih teks yang terkoneksi secara bermakna, dan
mengorganisasikan bagian-bagian informasi. Sedangkan keterampilan intelektual
adalah merespons situasi yang berbeda dengan memanipulasi symbol seperti angka,
rumus dan kata. Dan strategi kognitif maksudnya bagaimana strategi dari proses
pemikiran pemelajar itu sendiri. Strategi kognitif membantu siswa mengelola
belajar mereka serta ingatan dan pemikiran mereka.
Keterampilan motorik dan sikap
Keterampilan motorik
Ketrampilan
motorik digunakan untuk mengekspresikan aau mendemonstrasikan keterampilan
intelekutual. Misalnya, untuk menjawab soal 2+3, jawaban harus ditulis dei
kertas dengan pulpen, yang berarti menggunakan keterampilan motorik. Dalam
belajar keterampilan motorik ada tiga fase, yaitu, belajar tahapan gerakan
dalam keterampilan, menyesuaikan bagian-bagian gerakan dengan latihan, dan
memperbaiki waktu serta kelancaran kinerja dengan latihan terus-menerus.
Sikap
Sikap
berbeda dalam ragam belajar lainnya pada tiga hal. (1) Sikap mempengaruhi
prilaku secara kurang langsung, karena sikap hanya mengatur dan mempengaruhi
tindakan. Sikap menyebabkan kemungkinan dikerjakannya sebuah tindakan atau
tidak. (2) Untuk membentuk sikap tidak
dapat dilakukan dengan hanya ajakan persuasif atau ajakan emosional saja, yang
biasanya akan efektif untuk pembelajarann kategori apapun (3) Sikap terdiri
dari tiga aspek, kognitif, afektif, behavioral.
Kondisi
belajar internal
Prasyarat internal
Dua
tipe keadaan internal yang diperlukan untuk belajar adalah prasyarat esensial
dan pendukung. Prasayarat pendukung adalah kemampuan yang menjadi fasilitas
belajar dalam lima ragam belajar. Sikap adalah salah satu contohnya. Misalnya untuk
membentuk sikap percaya diri,kita melihat model yang kita sukai. Prasyarat
pendukung adalah model yang dianggap kredibel oleh pengamat. Sedangkan
prasyarat esensial adalah keterampilan yang menjadi bagian penting dalam
pelajaran baru yang lebih kompleks, sehingga membantu proses pembelajaran
tersebut.
Konsep pemrosesan kognitif
Gagne
mengaplikasikan konsep pemrosesan kognitif, yaitu ingatan jangka pnjang, pendek
dan skema untuk analisis belajarnya. Ada Sembilan tahapan belajar yang dapat
membantu prose belajar dan harus dilakukan denga urut, yaitu:
1. Memerhatikan
2. Harapan
3. Pengambilan
kembali informasi untuk dibawa ke ingatan kerja
4. Persepsi
selektif terhadap stimulus
5. Pengkodean
semantic
6. Pengambilan
kembali dan respon
7. Penguatan
8. Pengambilan
petunjuk
9. Kemampuan
generalisasi
Hakikat belajar yang kompleks
Analisis
belajar Gagne mancakup dua organisasi kapabilitas yang merepresentasikan
belajar yang kompleks, yaitu:
1. Prosedur
Prosedur
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan langkah demi langkah. Untuk mencapai
kemampuan tertentu harus bisa mengkoordinasikan antara keterampilan motorik dan
intelektual serta mampu menyerap urutan melakukannya.
2. Hierarki
belajar
Hierarki
belajar menurut Gagne adalah seperangkat kapabilitas intelektual tertentu yang
memiliki kaitan berurutan satu sama lain. Ada 4 kategori keterampilan
intelektual terdiri dari kapabilitas diskret: belajar diskriminasi, belajar
konsep, belajar aturan, dan belajar kaidah yang lebih tinggi. Mengkonstruksi
hierarki belajar dimulai dengan menanyakan tujuan akhir, lalu menanyakan apa
yang akan dilakukan untuk mencapainya, dan pertanyaan ini terus diulang untuk
tiap keterampian yang telah teridentifikasi.
Prinsip
Pembelajaran
Robert Gagne memberi kerangka pada analisa
kondisi belajar yang mempengaruhi belajar manusia dari perspektif
pengidentifikasian faktor-faktor yang dapat memeberi perbedaan dalam
pembelajaran. Akibatnya peralihan dari prinsip belajar secara teoritis kedalam
prinsip pembelajaran tidak membutuhkan penerjemahan.
Asumsi dasar : belajar dapat terjadi baik
karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajaran. Akan tetapi,
masing-masing tahapan belajar yang diidentifikasikan oleh Gagne mungkin
dipengaruhi oleh kejadian di luar diri si pemelajar. Ketika dirancang dengan
cermat untuk mendukung belajar, maka kegiatan eksternal itu dinamakan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan eksternal ini tidak tidak menimbulkan aktifitas belajar
mereka hanya dapat mendukung pemrosesan internal pembelajar.
Komponen
pembelajaran
Berbagai
macam kapabilitas dan persyaratan belajar yang berbeda dikombinasikan oleh
Gagne kedalam teori pembelajaran. Penopang teori adalah lima variasi belajar.
Mereka berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengidentifikasikan kapabilitas
yang merupakan hasil dari pelajaran tertentu.
- Mendesain tujuan kerja
Fungsi tujuan kinerja adalah sebagai
pernyataan yang tegas tentang kapabilitas yang akan dipelajari. Istilah seperti
memahami, mengerti dan mengapresiasi harus diganti dengan istilah yang lebih
tepat yang secara jelas mengomunikasikan keterampilan atau sikap yang hendak
dipelajari.
- Memilih kegiatan instruksional
Gagne mengindentifikasikan sembilan peristiwa
pembelajaran untuk dipakai sebagai pedoman perencanaan pembelajaran. Fungsi
mereka adalah untuk mendukung proses kognitif pemelajar selama belajar.
Selanjutnya
untuk mempersipkan siswa untuk taraf belajar yang baru, pembelajaran harus bisa
menggugah ingatan siswa terhadap prasyarat yang penting . informasi, konsep,
dan aturan yang relevan seperti bagaimana tanaman memperoleh makanan. Namun,
guru menghadapi permasalahan khusus dalam pembelajaran untuk seluruh kelas.
Metode yang umum adalah bertanya pada seluruh kelas dan meminta satu siswa
untuk menjawabnya.
Pemerolehan
dan Kinerja
Kegiatan
inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman
belajar, memunculkan kinerja, dan memberikan tanggapan ataupun umpan balik.
Untuk menentukan keefektifitasan pengkodean, guru sebaiknya meminta siswa
menunjukkan ekmampuan barunya. Kemudian diberikan tanggapan yang
mengindikasikan apakah itu korekasi yang diperlukan atau penguatan dengan mengonfirmasikan
bahwa tujuan sudah tercapai.
Peran
Penemuan Terbimbing
Tujuan
dalam belajar aturan adalah siswa dapat merespon seluruh kelompok situasi
dengan sekelompok kinerja yang merefleksikan kaitan khusus dengan situasi
stimulus. Untuk memastikan pemelajar sudah benar-benar telah menguasai aturan
yang dapat digeneralisasikan, dan bukan hanya pernyataan verbal, pembelajaran
yang efektif tidak dapat diandalkan hanya pada upaya memberitahu aturan kepada
pelajar.
Retrival
dan Transfer
Bagian akhir dari pembelajaran adalah memberikan asesmen atas belajar
hal yang baru dan diikuti dengan petunjuk tambahan tentang retrieval dan
transfer. Untuk asesmen, situasi baru atau contoh harus diberikan kepada siswa
untuk memastikan bahwa belajar mereka tidak terbatas pada contoh yang sudah
diperkenalkan dalam kegiatan pembelajaran inti.Pembelajaran kemudian diakhiri
dengan stimuli yang secara khusus didesain untuk memperkuat retensi dan
transfer.
Peran
Media dalam Pembelajaran
Istilah
“media” biasanya membuat kita berpikir tentang pembelajaran yang dibantu dengan
komputer, televisi pembelajaran, rekaman CD dan sistem penyampaian mekanis
lainnya.
Pendekatan khas untuk seleksi media adalah
memilih bentuk media dan kemudian merancang pembelajaran. Namun cara ini kurang
efisien, karena dua hal, pertama riset
tentang pemanfaatan media mengidentifikasikan bahwa tidak ada satu medium yang
secara universal lebih unggul dibandingkan medium lainnya untuk setiap tipe
pembelajaran.
Kedua,
pemilihan media secara arbitrer dapat menyebabkan
pengabaian kegiatan pembelajaran penting.
Merancangan
Pembalajaran untuk Keterampilan yang Kompleks
Mendifinisikan sikap kapabilitas yang akan
dipelajari dalam bentuk tujuan kinerja dan memilih kegiatan pembelajaran yang
tepat adalah dasar rancangan pembelajaran.
Rancangan Pembelajaran untuk
Hierarki Belajar
Bagian
dalam bab tentang hakikat belajar kompleks ini membahas analisis tugas belajar,
metode menyusun hierarki belajar. Pertanyaan tentang “keterampilan sederhana
apa yang penting untuk keterampilan saat ini,” diaplikasikan pertama kali ke
hampir semua keterampilan kompleks yang akan diajarkan, dan kemudian ke
keterampilan lain yang teridentifikasi.
Analisis Tugas Kognitif
Hierarki belajar
adalah seperangkat keterampilan intelektual di mana mempelajari kapabilitas
yang lebih tinggi, seperti menyederhanakan bilangan pecahan, bergantung pada
penguasaan keterampilan prasyarat. Hierarki belajar, dengan kata lain, adalah
seperangkat kapabilitas yang dapat diamati langsung.
Analisis
tugas kognitif, yang adalah perluasan dari analisis tugas tradisional,
digunakan untuk menangani analisis proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta
keputusan yang mendasari berbagai tindakan yang dapat diamati.
Langkah
dalam menganalisis tugas kognitif :
- Mengumpulkan informasi awal
- Mengidentifikasi representasi pengetahuan
- Mengimplementasikan teknik untuk memunculkan pengetahuan
- Menganalisis dan memverifikasi data
- Memformat hasil untuk digunakan
Proses Kognitif dan Pembelajaran
Transfer
Belajar. Pertama, Gagne mendeskripsikan prasyarat untuk
masing-masing dari lima variasi belajar. Kedua, prasyarat esensial di dalam
keterampilan intelektual membantu transfer melalui dua cara : memberi
kontribusi pada upaya mempelajari keterampilan urutan yang lebih tinggi dan
menggenaralisasikan ke situasi lain.
Keterampilan
“Bagaimana Cara Belajar” keterampilan ini adalah cara yang dipakai siswa
untuk mengelola belajarnya, mengingat dan berpikir.
Pengajaran
Pemecahan Masalah tercakup di dalam keterampilan intelektual, dimana
pemelajar menciptakan solusi yang membutuhkan rekombinasi dari aturan yang
sudah dipelajari sebelumnya.
Implikasi
untuk Asesmen
kapabilitas
itu adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
keterampilan motorik, dan sikap. Mereka dapat berperan dalam mengembangkan asesmen melalui tiga cara : (a) prates pada
kapabilitas esensial yan akan dipelajari selama pembelajaran (b) pascates pada
akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah belajaranya sudah sukses (c) selama
pengajaran, sebagai asesmen informal.
Konteks
Sosial untuk Belajar.
Metode
yang difokuskan pada rancangan sistem pembelajaran ketimbang pada pengembangan
model pembelajaran. Perbedaan antara keduanya adalah, model pembelajaran
meletakkan guru atau individu pada peran pelaku sedangkan sistem pembelajaran,
sering mencakup seperangkat materi dan aktivitas yang dengannya langkah dan
manajemen pembelajaran berada pada diri pemelajar.
Model
Perancangan Sistem
Dicirikan
oleh tiga ciri utama :
- Pembelajaran dirancang untuk tujuan dan sasaran spesifik
- Pengembangan pembelajaran menggunakan media dan teknologi pembelajaran lain.
- Uji coba, revisi material, dan pengujian lapangan atas material bagian integral dari proses perancangan.
Merancang Pelajaran :
Langkah 1 : Menulis
atau memilih tujuan kinerja
Langkah 2 : Memilih
kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kinerja
Langkah 3 : Memilih
media untuk kegiatan pembelajaran
Langkah 4 : Mengembangkan
tes untuk tujuan
Kelemahan
Gagne mengembangkan teori kondisi
belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologi yang terlihat didalam
riset tentang belajar sebelmnya dan untuk menspesifikasi dengan tepat urutan
kegiatan pembelajaran untuk proses yang teridentifikasi. Jadi teori ini lebih
mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai guru dikelas.
Kontribusi untuk Praktik di kelas
Kontribusi paling terkenal dari
teori ini ia mengoperasionalisasikan konsep belajar kumulatif dan memberikan
mekanisme untuk merancang pembelajaran dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar