Minggu, 25 Maret 2012

Pedagogi Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis


Pedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni megajar, melainkan adanya hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Kata benda untuk pedagogi juga bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran. Kata sifatnya dari pedagogi adalah pedagogis. Pedagogis bermakna bersifat mendidik. Atau lebih luasnya pedagogis adalah sadar terhadap arah tujuan dan cici dasar dari proses pedagogi.
Menurut beberapa ahli, pedagogs adalah:
  • ·         Danilov(1978):  proses interaksi terus menerus dan saling berasimilasi antara pengetahuan ilmiah dan pengembangan siswa.
  • ·         Alberto Garcia et al (2005):  tindakan guru dan siswa dalam konteks organisasi sekolah dimana interaksi itu dilakukan berdasarkan teori pedagogi tertentu.
  • ·         Ana Maria Gonzalez Soca:  proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya untu menjalani kehidupan.
  • ·         Gladys Valdivia(1988):  pedagogis erat kaitannya dengan tujuan sosial yang dikembangkan danberhubungan satu sama lain.
Prinsip Proses Pedagogis
Menurut Fatima addine, prinsip proses pedagogis adalah tesis dasar teori psikopedagogis, pada arah proses pedagogis yang menjadi standard an prosedur tindakan untuk menentukan dasar pedagogis yang paling penting dalam proses pendidikan kepribadian.
Proses pedagogis haruslah berstruktur berdasarkan pada dua aspek penting yaitu kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang mendidik manusia. Dengan demikian setiap konten yang pembelajar ambil disekolah harus berguna dalam kehidupan sehari-hari, kini dan kelak. Prinsip lain menyatakan bahwa proses ini merupakan salah satu yang mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. 

Prinsip lain merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses karena didasarkan paa kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya. Proses pedagogis juga berprinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak berada dalam suasanan kering. Ini menyiratkan bahwa proses ini harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia, dunia sekitarnya, juga dunianya sendiri. Dan prinsip terkahir adalah bahwa masing masing subsitem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain. Misalnya aspek kepribadian dibentuk dan dikembangkan atas aktivitas dan melalui proses komunikasi.

Sumber: 
Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.

Minggu, 18 Maret 2012

Ahli Paedagogi dan Paradigma belajar

Pertama, apa pengertian dari mengajar itu sendiri? Mengajar  bermaknatindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi,pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka dapat mengetahui serta memahami sesuai dengan tujuan yang telah dikehendaki. Sedangkan pengajaran adalah proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar idealnya merupakan proses akademik yang dapat memotivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Kegiatan mengajar seperti ini menginspirasi siswa untuk terus belajar selayaknya terhipnotis karena inspirasi dari gurunya.  Sebelum melakukan proses mengajar kepada subjek didik, biasanya para pendidik harus merencanakan bahan ajarnya agar proses belajar-mengajar dapat lebih terarah. Seorang pendidik atau guru harus memiliki keahlian pokok, diantara lain:
  • 1.      Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh
  • 2.      Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan asli mengenai materi pelajaran khusus
  • 3.      Mengetahui perkembangan dalam mata pelajaran terkait
  • 4.      Memiliki minat yang kuat pada isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual yang mengagumkan.
Ahli paedagogi juga harus memiliki keahlian-keahlian khusus, antaranya:
  • 1.      Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikan dengan jelas. Jadi guru itu juga harus mampu menjadi komunikator yang baik untuk muridnya.
  • 2.      Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat kemampuan belajar
  • 3.      Mengevaluasi dan memilai siswa secara adil.
  • 4.      Mendorong siswa untuk berpikir dan mempromosikan ide-ide,ekspresi,kesopanan, dan rasa hormat
  • 5.      Memandu siswa mengeksplorasi pemecahan masalah secara kreatif dan kritis
  • 6.      Menunjukkan komitmen yang kuat
  • 7.      Memberikan umpan balik secara teratur, dan
  • 8.      Menemukan cara yang unik dan kreatif untuk menghubungan antara siswa satu dengan lainnya.
Pendidik/guru ataupun ahli paedagogi pastinya memiliki stategi dalam pembelajaran. Istilah stategi mengacu pada rencana dan serangkaian kegiatan untuk memfasilitasi jenis pembelajaran tertentu. Setiap strategi guru didasari dengan paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Strategi tumbuh dari paradigma yang berbeda. Dimana pembelajaran yang lebih akan terjadi ketika guru mulai mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana kegiatan belajar terjadi. Guru akan menjadi lebih efektif ketika sadar memilih untuk menggunakan strategi , memperluas strategi dan ahli dalam menggunakan strategi itu. 
Terdapat 5 strategi mengajar yang dimaksud, antara lain:
  • 1.      Pelatihan dan pelatihan lanjut, dimana mengembangkan keterampilan dasar, lanjutan, melaksanakan pembelajaran dengan langkah tertentu dan memperkuat setiap kemajuan.
  • 2.      Ceramah dan menjelaskan, dimana guru menyampaikan informasi dengan cara yang dapat dipahami dan mudah diproses
  • 3.      Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas
  • 4.      Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja kooperatif, serta mengeksplorasi sikap,pendapat dan keyakinan melalui proses pembelajaran proyek, dan
  • 5.      Pengalaman dan refleksi yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi.
Kelima strategi di atas dapat digunakan untuk mengorganisasi kegiatan pembelajaran. Lima strategi, bersama dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran, dan siswa) menyediakan informasi dasar profesional bahwa setiap guru agar menjadi lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya. Selebihnya tentu mengandalkan pelatihan, kesabaran, dan kerja keras. Nah, dengan memenuhi prinsip pedagogi maka paradigma belajar yang prima telah cukup sempurna untuk  pengunaannya dalam proses belajar.

Sumber: Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.

Minggu, 11 Maret 2012

Ilmu dan Seni Mengajar

Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dan diterapkan dimana saja. Dalam prosesnya, adanya hubungan pikiran antara pendidik dan peserta didik sangatlah perlu. Dan ketika hal ini berjalan dengan efektif maka dapat memudahkan peserta didik dalam menerima bahan ajar.

Pendidik juga harus mampu berbicara dengan sederhana, berpengatahuan luas, menginspirasi agar siswa memahami, mengevaluasi, menimbang dan mengenali kebenaran. Pendidik juga tidak serta merta harus membuat peserta didik itu mengerti bahan ajar tapi juga harus mampu memotivasi mereka dan melibatkan mereka aktif dalam pembelajaran.  Pendidik yang cerdas adalah yang memiliki integritas, rasa percaya diri serta mampu berkomunikasi dengan siswa dengan baik. Pendidik juga harus mampu melihat situasi siswa ke dalam situasi dirinya serta menjadi pendengar yang kompulsif. Namun hal yang terpenting pendidik harus secara tegas mengembangkan nilai-nilai intelektual peserta didik untuk terus belajar.
Dan dalam proses belajar minggu lalu,  menurut saya Bu Dina sudah menerapkan apa yang menjadi hal penting sebagai pendidik yang baik. Dimana Bu dina sudah mentransformasikan ilmu baru kepada kami sebagai peserta didik  dengan media internet serta menyampaikan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Bu Dina juga mampu mengatasi kelas yang sudah mulai ricuh dengan baik.  Dan pada akhirnya, Bu Dina juga mengevaluasi dan menimbang hasil kerja mahasiswa/i nya sehingga kami juga mengerti apa yang menjadi kesalahan dan membuat kami belajar dari kesalahan sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik. Dan intinya yang terpenting, dalam proses pembelajaran pun Bu Dian mampu memotivasi kami mahasiswa/i nya untuk terus mencoba dan tidak menyerah. Intinya terus mendorong kreatifitasan kami dan mengasah kemampuan kami.

Selasa, 17 Mei 2011

Peran motivasi bagi pelajar dalam mencapai prestasi

 
Pendahuluan
Menjadi hal yang sangat penting bagi seseorang, apalagi mahasiswa agar dapat meraih sesuatu di usianya,di masa muda yang bergejolak dan mempunyai semangat menggebu-gebu untuk meraih tujuan yang diiinginkannya. Regulasi diri merupakan proses untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Proses-proses tersebut tentulah tidak lepas dari peran motivasi. Seseorang yang memiliki keinginan, pasti dilatarbelakangi oleh motivasi dibaliknya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung, motivasi tersebut yang akan mendorong seseorang itu untuk terus berusaha.
Ada mahasiswa yang mampu dapat mencapai regulasi dirinya, mencapai apa yang diinginkannya, dapat meraih prestasi, namun ada juga yang tidak mencapai apa yang diinginkannya walaupun keinginan untuk meraih tersebut sangat besar. Apa yang membuat perbedaan tersebut? Padahal bisa dibilang tidak terlalu banyak perbedaan dalam segi kognitif pada tiap individu.
Bagaimana motivasi mempengaruhi seseorang tersebut dalam meraih prestasi? Dalam proses atau usaha seseorang meraih prestasi, terdapat motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Kita harus melihat motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dapat dipengaruhi oleh pengalaman, proses kognitif dan faktor-faktor lainnya.

Landasan teori
1.       Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar (eksternal) diri seseorang. Jadi, seseorang itu melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik ini juga biasanya dipengaruhi oleh imbalan atau penguatan dan hukuman. Contohnya, seseorang berlatih keras bermain biola, agar dia dipuji orang tua dan orang lain.
Sedangkan motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari internal atau diri orang itu. Jadi, seseorang itu melakukan sesuatu karena sesuatu itu sendiri yang mungkin didasarkan pada keingintahuan orang itu, kesenangannya dan lain-lain. Contohnya, seseorang berlatih keras bermain biola karena dia senang bermain biola tersebut.
2.       Teori Motivasi berprestasi McClelland
McClelland mengatakan motivasi berprestasi itu adalah motivasi seseorang untuk mencapai keberhasilan dengan melebih standar-standar umum.
Menurut McClelland ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berprestasi:
·         Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan
·         Latar belakang budaya tempat orang tersebut dibesarkan
·         Peniruan tingkah laku
·         Lingkungan tempat proses belajar berlangsung
·         Harapan orang tua terhadap anaknya

Alat dan bahan
·         Alat tulis
·         Komputer
·         Handphone
·         Kertas

Kalkulasi Biaya
·         Pulsa                           Rp10.000
·         Kertas                         Rp  3.000
·         Angkot                       Rp  6.000
                                                          +
Total                            Rp19.000

Penjelasan objek atau subjek
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini, mahasiswa yang mampu meraih prestasi pada saat dia sekolah. Subjek terdiri dari perempuan dan laki-laki. Selain itu subjek juga menunjukkan cara belajar di kelas pada saat perkuliahan dengan baik dan juga aktif. Kami menggunakan subjek sebanyak 13 orang.

Time Table Perencanaan 
Metode Penelitian
Mencari subjek yang berprestasi, kemudian melakukan wawancara terhadap subjek dan terakhir menganalisis data serta menarik kesimpulan dari hasil analisis data.

Time Table Pelaksanaan 
Evaluasi
Dari time table perencanaan yang telah kami buat, memang pada pelaksaannya sedikit tidak tepat waktu. Mulai dari membuat pendahuluan hingga akhirnya menganalisis data yang ada. Namun selanjutnya berjalan sesuai perencanaan. Keterlambatan ini dikarenakan banyak hal yang harus kami pertimbangkan bersama. Banyak pula hambatan-hambatan yang kami temui saat pelaksaan proyek ini sehingga akhirnya tidak sesuai dengan time time table perencanaannya. Pada awalnya kami sempat memperdebatkan jumlah sample yang akan digunakan untuk menggunakan 20 sampel, namun karena satu dan lain hal, sample yang kami gunakan hanya berjumlah 13. Sehingga perdebatan ini membuat kami sedikit menyimpang dari perencanaan. Namun pada akhirnya tugas mini proyek ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu seperti yang telah ditentukan. Bagi kami, bahwa kerja keras yang dilakukan kelompok sangat berperan penting dalam penyelesaian tugas ini.

Kesimpulan
Seseorang itu pasti memiliki keinginan untuk berprestasi. Dan motivasi untuk mencapai prestasi itu, pada tiap-tiap orang pasti juga berbeda. Selain itu, uusaha yang dilkukan juga menentukan perbedaan pada tiap individu tersebut dalam meraih prestasinya.
Pada sebagian mahasiswa, motivasi ekstrinsik saja yang lebih berperan dalam dirinya untuk mencapai prestasi dan ada sebagian kecil mahasiswa, motivasi intrinsik yang lebih berperan bagi dirinya dalam berusaha mencapai prestasi. Namun, sebagian besar mahasiswa itu, dipengaruhi oleh motivasi intrinsik dan ekstrinsik, baik motivasi intrinsik mempengaruhi timbulnya motivasi ekstrinsik maupun motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi timbulnya motivasi intrinsik.
 

 

Testimoni

Nadya Putri Delwis (10-024)
Awalnya, membingungkan. Nggak tau mau ngerjain apa, mulai dari mana, karena ini baru pertama kalinya ngerjain tugas yang benar-benar meneliti, langsung ada subjeknya. Tapi, baru dapat “pencerahan” itu malah udah akhir-akhir deadline tugas, jadinya, kita baru gerak baru bulan april deh. Banyak hambatan juga yang ditemukan, tapi selalu berusaha untuk lakukan yang terbaik yang kita bisa aja. Pengalaman pertama ini juga banyak memberikan gambaran dan pelajaran untuk pedoman saya ke depannya. Selain itu, merasa terpacu juga untuk menjadi kreatif dan selalu berusaha mengatasi tantangan-tantangan yang ada dengan cara yang kreatif juga.

Melva Safira (10-036)
Menurut saya, tugas mini proyek ini pada awalnya membingungkan. Bingung mau pilih topik apa dan bagaimana cara mengerjaannya. Karena ini merupakan pengalaman perdana saya ditugaskan membuat tugas seperti ini. Cukup banyak halangan yang saya temui, karena dari mengumpulkan sample saja, kelompok kami membutuhkan orang-orang yang bener-bener berprestasi. Ini hal yang cukup sulit, karena kenalan saya yang berprestasi banyak yang kuliah di luarkota. Sehingga akhirnya sedikit menyusahkan. Membuat poster juga cukup sulit dimana kelompok saya tidak terlaku pandai dengan hal yang berhubungan dengan itu. Sehingga kami harus belajar lagi cara membuatnya. Pada keseluruhan, pengerjaan tugas mini proyek ini memang sulit namun cukup menantang. Dan banyak pula ilmu baru yang saya dapatkan.

Sonya Lirizky Akbar (10-048)
Pendapat saya mengenai tugas mini proyek ini merupakan satu pengalaman baru bagi saya ,dengan cara meneliti secara langsung para mahasiswa dan menemuinya di fakultas mereka masing masing.Hambatannya itu perbedaan waktu antara fakultas satu dengan yang lainnya .namun dengan perbedan itu Alhamdulillah tugas ini akhirnya selesai juga. Manfaat yang saya dapatkan dari tugas proyek ini adalah kita apat berinteraksi dengan orang yang sebelumnya kita nggak kenal ,dan juga pengetahua bagaimana cara mengerjakan tugas proyek ini .

Aprilia Windysyafitri (10-088)
Menurut saya, tugas mini proyek ini merupakan yang pertama kalinya buat saya. apalagi harus mengumpulkan beberapa sampel untuk dapat diteliti. awalnya sempat tidak mengerti dengan tugas ini, namun lama-kelamaan jadi mulai memahami. ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan tugas ini. seperti, pengumpulan sample yang membutuhkan mahasiswa yang benar benar berprestasi dalam beberapa hal, terutama berprestasi dalam bidang pendidikannya. tugas ini juga jadi membuat saya yang awalnya tidak tahu, jadi tahu beberapa hal yang membuat teman-teman saya sukses dalam mencapai prestasinya, berbagai factor yang dapat membuat mereka berprestasi. Dalam pembuatan poster juga cukup sulit, karena belum pernah satu pun dari kami sebelumnya membuat poster. Namun, dengan berbagai hambatan yang d hadapi dalam pelaksanaannya, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan sesuai dengan  waktu yang ditentukan.

Sumber:
Santrock, John W.2004. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
King, Laura A.2010.Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif.Jakarta:Salemba Humanika
 

Selasa, 10 Mei 2011

Pedagogi dan Andragogi

Pedagogi
Pada pedagogi, murid ditempatkan sebagai obyek dari pendidikan. Maksudnya, murid harus menerima pendidikan yang sudah di atur oleh sistem pendidikan, materi-materi yang akan dipelajari juga ditetapkan oleh guru, metode panyampaiannya juga tergantung kepada pengajar dan tergantung kepada sistem pendidikan.
Guru mengasumsikan dirinya bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan.Guru jugalah yang mengevaluasi hasil belajar.

Andragogi
Pada andragogi, murid ditempatkan sebagai subyek dari pendidikan. Bukan lagi sebagai obyek, tetapi sebagai subyek dari pendidikan.
Jadi, murid lah yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi, siswa penting sekali diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri.

Perbedaan anatara pedagogi dan andragogi
  1. Dalam pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Sementara dalam andragogi, siswa adalah mandiri (dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan bagaimana).
  2. Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Sedangkan dalam andragogi, pelajar mengalami sesuatu secara leluasa.Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar. 
  3. Dalam pedagogi materi ajar telah diurutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik pelajaran oleh guru.Sedangkan pada andragogi, pelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yauat dirinya sendiri merasa puas.
  4. Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. edangkan dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri dan sebagainya.

Selasa, 26 April 2011

Psikologi Pendidikan dan Psikologi sekolah


Psikologi pendidikan adalah ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam konteks pendidikan mencakup proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan juga merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Bidang terluas yang dicakup oleh reset pendidikan adalah psikologi belajar. Bapak psikologi pendidikan adalah Edward L. Thorndike dan Charles Hubbard Judd sebagai pionir pada permulaan abad ini. Psikologi pendidikan menjembatani celah antara pendidikan dan psikologi. Ahli psikologi pendidikan perlu terlibat dalam perencanaan kurikulum dan prosedur mengajar-belajar yang didasari ilmu mengenai belajar dan perlu penelitian-penelitian untuk menguji efektifitas prosedur di dalam situasi sekolah. Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga teori yang digunakan sebagian besar adalah teori psikologi perkembangan dan psikologi  sosial.

Psikologi sekolah berperan diakibatkan oleh dirasakannya kebutuhan pelayanan psikologi di sekolah-sekolah. Pelayan psikologi di sekolah tidak berbeda dengan pelayanan professional di bidang-bidang lain, kecuali penekanannya adalah dapat tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Sebagian besar waktu psikolog sekolah tersita untuk melakukan diagnostic. Termasuk pelaksaan tes, melakukab wawancara siswa,guru dan orangtua yang terlibat dalam pendidikan siswa, onservasi siswa di kelas ,di tempat bermain, dan pada berbagai kegiatan sekolah yang lain, serta mempelajati data kumulatif prestasi belajar siswa-siswa.

Perbedaan mendasar antara psikologi pendidikan dan psikologi sekolah adalah kalau psikologi sekolah merapkan profesi psikologi nya di sekolah-sekolah, kalau psikologi pendidikan kebanyakan bekerja di fakultas-fakultas dalam lingkungan universitas atau institute keguruan, atau lembaga lembaga penelitian dan lembaga pendidikan dan latiahan (diklat).  Dan psikologi pendidikan itu banyak mengelola psikologi belajar atau pengukuran dan pengembangan tes prestasi. Sedangkan psikologi sekolah biasanya mengkhususkan pada matakuliah-matakuliah psikologi dasar seperti psikologi perkembangan atau sebagainya.

SUMBER:
Soertalinah, sukadji. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. 2000. Suksessi: jakarta

Selasa, 12 April 2011

Mengenal Anak Gifted dan Berbagai Karakteristiknya


Anak gifted adalah mereka yang mempunyai skor IQ yang tinggi dan mempunyai prestasi sekolah baik. Namun kita sering keliru membedakan antara anak 'hiperaktif' dengan anak 'dinamis-berbakat' atau anak gifted.

Anak hiperaktif tidak suka duduk diam, suka berlari kesana-kemari tanpa tujuan dan banyak bertanya tetapi tidak berkonsentrasi pada jawaban. Sedangkan anak gifted suka banyak bertanya dan berkonsentrasi menunggu jawaban yang masuk akal.
Anak gifted tidak cuma pandai dalam satu-dua bidang tetapi rata-rata pada semua bidang. Mempunyai intelligence cuotient (IQ) minimal 130 dan creative cuotient (CQ) minimal 250.

Karakter Anak Berbakat

1.    Gemar mengamati
      Memperhatikan hal-hal detil yang oleh anak seusianya mungkin tidak terpikirkan. Termasuk isyarat non-verbal.
2.    Serba ingin tahu
      Selalu ingin tahu tentang apa saja; benda, situasi, atau kegiatan
3.    Menyerap informasi dengan cepat
      Bak busa yang menyerap informasi sebanyak mungkin dengan mudah dan cepat.
4.    Mempunyai ingatan bagus
      Meski menyerap informasi dalam jumlah banyak dan mudah mengingat bila ditanyakan.
5.    Mampu membaca lebih dini
      Biasanya sudah bisa membaca di bawah 5 tahun. Tapi ada juga yang meski telat belajar membaca, sekali belajar cepat bisa.
6.    Membaca dengan cepat
      Menikmati buku bacaannya dan mampu membaca lebih cepat tanpa kehilangan makna.
7.    Kaya perbendaharaan kata
      Mempunyai banyak perbendaharaan kata serta senang menggunakan kata-kata baru yang tak biasa digunakan.
8.    Mampu memfokuskan perhatian
      Dibanding anak seusianya, anak berbakat mampu fokus dalam jangka waktu lebih lama.
9.    Memiliki kemampuan memecahkan masalah
      Mampu memahami konsep yang abstrak dengan kemampuan berpikir lebih.
10.  Pola bertanya: “Bagaimana kalau…”
      Menunjukkan kemampuan untuk menciptakan teori.
11.  Memiliki imajinasi luas
      Mampu berimajinasi dan menyusun cerita yang bagus namun terkadang mencemaskan.
12.  Tertarik isu sosial
      Misalnya fenomena alam, kerusakan alam.
13.  Cenderung sensitif dan emosional
      Mudah marah walau penyebabnya sepele. Namun juga mudah tersentuh oleh keindahan matahari terbenam atau sebuah lagu. Kadang-kadang tidak mau makan daging karena kasihan pada binatang.
14.  Peduli terhadap kesetaraan dan keadilan
      Berpegang teguh soal benar dan salah, tak hanya untuk diri sendiri tapi juga bagi orang lain.
15.  Energik
      Waktu tidur lebih sedikit dibanding anak seusianya. (energi yang berlebihan kadang-kadang bisa ADHD)
16.  Mempunyai rasa humor yang tinggi
       Mampu membuat permainan kata-kata yang cerdas, membuat guyonan yang anak-anak sesusianya tak mengerti.
17.  Perfeksionis
       Tidak suka membuat kesalahan dan akan marah bila sesuatu tidak sempurna.

Orang tua sebaiknya lebih mengetahui apakah anaknya tergolong anak gifted atau biasa saja. Karena bagi anak gited perlu adanya penanganan tersendiri. Karena
Jika salanh penanganan, maka akan merugikan si anak serta orang tuanya. Anak gifted harus lebih di perhatikan, lebih dikembangakan bakat-bakatnya di luar pelajaran di sekolah, dan diberikan pengertian yang baik. Sehingga bakat si anak tidak terbuang sia-sia dan terasah dengan baik.

Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
http://www.anakku.info/2007/03/16/contentmengenali-anak-berbakat/ 
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1982133-mengenal-mendidik-anak-berbakat/